Pengaruh pengaturan jarak tanam dan pemberian pupuk kandang sapi pada tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) dalam Sistem Jajar Legowo 2:1

Tanaman kacang hijau merupakan tanaman kacang-kacangan ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Namun, masalah yang dihadapi dalam budidaya kacang hijau di Indonesia antara lain rendahnya produksi. Istilah jajar legowo berasal dari bahasa jawa – Banyumas yang terdiri dari kata lego artinya lebar dan dowo artinya panjang, sehingga legowo mempunyai makna lebar dan panjang. Terbentuknya suatu hamparan yang lebar dan memanjang tersebut diakibatkan oleh adanya penempatan tanaman diantara 2 barisan tanaman yang menyebabkan jumlah tanaman per satuan luas lahan menjadi lebih banyak bila dibandingkan dengan model tanam biasa. Penelitian ini bertujuan :1) Untuk mempelajari pengaruh dari pengaturan jarak tanam dan aplikasi pupuk kandang sapi dalam upaya optimalisasi populasi tanaman sehingga akan diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau yang paling tinggi. 2) Menentukan jarak tanam yang sesuai dalam sistem tanam jajar legowo 2 : 1 dalam kaitannya dengan optimalisasi populasi tanaman sehingga akan diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau yang paling tinggi. 3) Menentukan dosis pupuk kandang yang tepat dalam sistem tanam jajar legowo 2 : 1 sehingga akan diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau paling tinggi. Hipotesis yang diajukan ialah 1) Pengaturan jarak tanam yang tepat yang diikuti dengan aplikasi pupuk kandang sapi pada dosis yang tepat dalam sistem jajar legowo 2 : 1 akan diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau yang paling tinggi. 2) Penggunaan jarak tanam yang tepat dalam sistem tanam jajar legowo 2 : 1 akan diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau paling tinggi. 3) Aplikasi dosis pupuk kandang yang tepat dalam sistem tanam jajar legowo 2:1 akan diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau yang paling tinggi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei di kebun percobaan Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang.. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi cangkul, tugal, gembor, meteran, timbangan analitik, sabit, LAM (Leaf Area Meter), Soil Moisture Tester. Bahan yang digunakan ialah benih kacang hijau varietas kutilang, pupuk kandang sapi, pupuk Urea (45% N), pupuk SP-36 (36% P2O5), dan pupuk KCl (60% K2O5), Furadan 3G dan fungisida. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) yang diulang 3 kali dan sebagai petak pertama ialah dosis pupuk kandang sapi (D) yang terdiri dari 4 level, yaitu : Pupuk kandang sapi dosis 0 ton/ha : (D0), Pupuk kandang sapi dosis 5 ton/ha: (D1), Pupuk kandang sapi dosis 10 ton/ha: (D2), Pupuk kandang sapi dosis 15 ton/ha: (D3). Sedangkan anak petak ialah jarak tanam (J) yang terdiri dari 3 macam yaitu : Jarak tanam (30 cm x 15 cm) x 60 cm : (J1), Jarak tanam (25 x 12,5 cm) x 50 cm : (J2), Jarak tanam (20 x 10 cm) x 40 cm : (J3). Pengamatan terhadap tanaman kacang hijau dilakukan secara destruktif yaitu dengan cara mengambil 2 tanaman contoh untuk setiap kombinasi perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 21, 31, 41 dan 51 hst dan saat panen. Pengamatan dilakukan meliputi komponen pertumbuhan dan komponen hasil. Komponen pertumbuhan meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun diukur dengan alat Leaf Area Meter, bobot kering total tanaman