Analisis kelayakan finansial usahatani jeruk purut (Citrus hystrix) : Kasus di desa Bendilwungu, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung.

Jeruk purut (Citrus hystrix) merupakan tanaman hortikultura yang banyak digunakan sebagai perasa alami makanan dan minuman di Indonesia dan negara Asia lainnya. Jeruk purut memiliki banyak khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan daun jeruk purut Usahatani jeruk purut di Desa Bendilwungu, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung layak dikembangkan pada tingkat suku bunga 12,5 %, dengan nilai NPV ( Net Present Value ) sebesar Rp.67.675.186,17, nilai IRR ( Internal Rate of Return ) sebesar 48,76% dan nilai Net B/C ( Net Benefit-Cost Ratio ) sebesar 2,72. Sedangkan lamanya jangka waktu pengembalian investasi adalah kurang lebih 3 tahun 8 bulan 12 hari. Berdasarkan analisis cash flow , biaya investasi pada usahatani jeruk purut adalah sebesar Rp.12.200.000,00, total biaya produksi selama 10 tahun usahatani jeruk purut adalah sebesar Rp.333.660.000,00, total penerimaan adalah sebesar Rp.491.500.000,00, sehingga pendapatan adalah sebesar Rp.145.640.000,00. Hasil analisis kepekaan, usahatani jeruk purut masih layak diusahakan ketika biaya produksi naik sebesar 10% dan 20%, tingkat produksi turun sebesar 10% dan 20%, dan ketika harga produksi turun sebesar 25%. Namun usahatani jeruk purut tidak layak diusahakan ketika harga produksi turun sebesar 30%. Usahatani jeruk purut masih layak diusahakan ketika biaya (input) naik 10% disertai tingkat produksi (output) turun 10%, biaya (input) naik 10% disertai tingkat produksi (output) turun 20%, dan ketika biaya (input) naik 20% disertai tingkat produksi (output) turun 10%, namun sudah tidak layak untuk diusahakan ketika biaya (input) naik 20% disertai tingkat produksi (output) turun 20%