Hubungan beberapa sifat morfologi dan biologi dengan jenis kelamin lalat buah Bactrocera Carambolae Drew dan Hancock (Diptera : Tephritidae)

Lalat buah Bactrocera carambolae Drew dan Hancock ialah hama penting yang tersebar di wilayah Asia Tenggara dan di Kepulauan Pasifik. Hama ini menyerang lebih dari 150 jenis buah-buahan dan sayuran, dan mengakibatkan kerugian yang tinggi hingga menggagalkan panen. Suatu metode pengendalian yang paling banyak diterapkan dalam mengatasi serangan lalat buah ordo Tephritidae ialah Teknik Serangga Mandul/TSM ( Sterile Insect Technique /SIT). Dalam pelaksanaannya, pelepasan dua jenis kelamin serangga mandul dianggap tidak ekonomis jika dibandingkan dengan pelepasan serangga jantan mandul saja. Untuk itu diperlukan pemisahan jenis kelamin ( sex separation ) sebelum dilakukan pelepasan. Jenis kelamin pada beberapa jenis serangga dapat dengan mudah dibedakan berdasarkan morfologi eksternal maupun perilaku biologisnya. Hal tersebut mendasari dilakukannya penelitian terhadap hubungan beberapa sifat morfologi dan biologi dengan jenis kelamin lalat buah B. carambolae sebagai langkah awal pemisahan jenis kelamin. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rearing Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang pada bulan April dampai dengan Juli 2006. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah hubungan variabel bebas, yaitu: hari peletakan telur, waktu lenting larva, warna pupa, panjang pupa, lebar pupa, berat pupa dan masa pupa dengan variabel terikat, yaitu: jenis kelamin B. carambolae . Hipotesis yang diuji adalah, bahwa ada hubungan variabel bebas dengan jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan diulang enam kali. Analisa data yang digunakan adalah uji F taraf 5% kemudian dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5% dan dianalisis lebih lanjut menggunakan uji korelasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan antara varibel yang diamati dengan jenis kelamin tergolong lemah menurut Guilford’s Rules yaitu mendekati nol (0). Hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien korelasi masing-masing variabel yang diamati, yaitu 0.036, 0.037, 0.173, 0.215, 0.250, dan 0,045 untuk hubungan antara hari peletakan telur, waktu lenting larva, panjang pupa, lebar pupa, berat pupa, dan masa pupa dengan kenis kelamin secara berurutan. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan variabel bebas yang tergolong dalam morfologi eksternal yang meliputi panjang pupa, lebar pupa, dan berat pupa memiliki hubungan dengan jenis kelamin lebih erat daripada variabel bebas yang tergolong dalam perilaku biologis