Upaya efisiensi penggunaan pupuk urea melalui aplikasi pupuk kandang ayam pada budidaya tanaman gandum (Triticum aestivum L.) varietas dewata

Kebutuhan nasional tepung terigu terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2004 tercatat bahwa total kebutuhan tepung terigu yang diimpor meningkat hingga 7 juta ton/tahun dan Indonesia belum mampu memenuhi sendiri. Menyadari peran gandum (bahan baku tepung terigu) yang semakin besar dalam kecukupan pangan nasional dan keterbatasan penyediaan devisa untuk mengimpor terigu berdampak pada semakin meluasnya upaya pengembangan tanaman gandum di Indonesia oleh pemerintah. Namun demikian, terdapat kendala yang dihadapi dalam pembudidayaan tanaman gandum di Tosari sebagai sentra penanaman gandum di Jawa Timur dan Indonesia. Daerah tersebut ialah dataran tinggi lahan kering dengan fraksi pasir mendominasi tekstur tanah, sehingga tanah sulit menahan air dan menjadi faktor pembatas utama. Di samping itu, kandungan unsur hara khususnya nitrogen cukup rendah. Oleh karena itu, agar tanaman gandum yang dibudidayakan pada lahan tersebut dapat memberikan hasil yang baik, maka upaya terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan pemenuhan unsur hara N perlu dilakukan. Pendekatan yang dapat dilakukan ialah melalui aplikasi bahan organik (pupuk kandang ayam) dan pemberian pupuk N dalam jumlah yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi pemupukan pupuk urea dengan pupuk kandang ayam yang mampu meningkatkan hasil tanaman gandum dan mengkaji peranan pupuk kandang ayam dalam mengurangi penggunaan pupuk urea pada budidaya tanaman gandum. Hipotesis yang diajukan ialah: 1) Penggunaan pupuk urea yang disertai aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis yang tepat akan memberikan pertumbuhan dan hasil yang tinggi pada budidaya tanaman gandum 2) Aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis tertentu akan mengurangi penggunaan pupuk urea pada budidaya tanaman gandum. Penelitian dilaksanakan di Dusun Ngawu, Desa Podokoyo, Kecamatan Tosari pada bulan April-Oktober 2006. Ketinggian tempat 2138 mdpl pada tanah inceptisol dengan kondisi iklim: suhu minimum 12oC, suhu maksimum 18,5oC, rata-rata curah hujan/tahun 2438 mm dan kelembaban udara 80%. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: cangkul, sabit, tugal, meteran, kantong pengamatan, timbangan analitik, leaf area meter, kamera dan oven. Bahan yang digunakan ialah benih tanaman gandum var. Dewata, pupuk kandang ayam, urea, SP-36 100 kg ha-1, KCl 50 kg ha-1 dan Dursban 20 EC. Rancangan yang digunakan ialah rancangan petak terbagi (RPT) yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor I ialah dosis pupuk urea sebagai petak utama yang terdiri dari 3 taraf yaitu N1 = 110 kg urea ha-1, N2 = 165 kg urea ha-1 dan N3 = 220 kg urea ha-1, sedangkan faktor II ialah dosis pupuk kandang ayam yang terdiri dari 4 taraf yaitu: A0 = 0 ton ha-1 (tanpa pupuk kandang ayam); A1 = 5 ton ha-1; A2 = 10 ton ha-1; dan A3 = 15 ton ha-1. Pengamatan dimulai pada 30 hst dengan selang waktu 15 hari sebanyak 5 kali. Pengamatan secara non destruktif meliputi saat keluar malai dan saat berbunga. Pengamatan secara destruktif meliputi (1) parameter pertumbuhan, yaitu: luas daun, jumlah anakan, jumlah anakan produktif dan bobot kering total tanaman; (2) parameter hasil dan panen, yaitu: jumlah malai per rumpun, panjang malai, bobot malai per rumpun, bobot kering spikelet per rumpun, jumlah spikelet total per malai, jumlah spikelet isi per malai dan persentasenya, jumlah spikelet hampa per malai dan persentasenya, bobot 1000 biji dan hasil biji per ha; (3) pengamatan penunjang, yaitu: perhitungan CGR, indeks panen dan pengamatan visual tanaman. Selain itu dilakukan pula analisis tanah sebanyak 3 kali yaitu: (1) analisis tanah awal, sebelum dilakukan penelitian, (2) analisis tanah ke II, pada 40 hst dan (3) analisis tanah akhir, yaitu setelah panen. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf α = 0,05 dan uji BNT pada taraf α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi hanya terjadi pada hasil biji per hektar akibat pupuk urea dan pupuk kandang ayam yang diaplikasikan. Tanaman yang tanpa pupuk kandang ayam meskipun dipupuk urea pada berbagai level memberikan hasil paling rendah. Hasil biji per hektar yang tinggi sudah dapat dicapai pada kombinasi pupuk urea 165 kg ha-1 dengan pupuk kandang ayam 10 ton ha-1 (2.28 ton ha-1). Secara terpisah penggunaan pupuk urea pada berbagai level tidak berpengaruh nyata pada semua parameter yang diamati baik pertumbuhan maupun hasil dan panen kecuali berinteraksi pada hasil biji per hektar. Sedangkan pupuk kandang ayam berpengaruh nyata baik pada parameter pertumbuhan maupun hasil dan panen. Pada parameter pertumbuhan tanaman, hasil yang lebih baik sama-sama dicapai oleh tanaman yang diaplikasikan pupuk kandang ayam sebanyak 10 dan 15 ton ha-1 demikian pula halnya untuk parameter hasil dan panen. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) Kombinasi dosis pupuk urea 165 kg ha-1 dan pupuk kandang ayam 10 ton ha-1 sudah dapat memberikan hasil biji gandum per hektar yang tinggi (2,28 ton ha-1). 2) Aplikasi pupuk kandang ayam dengan dosis 10 ton ha-1 mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman gandum serta mengurangi penggunaan pupuk urea sebesar 33% dari dosis rekomendasi (220 kg ha-1). Saran yang diajukan dari hasil penelitian ini ialah untuk menekan penggunaan pupuk urea serta pertumbuhan dan hasil biji gandum yang dicapai tetap tinggi, perlu dilakukan penambahan pupuk kandang ayam 10 ton ha-1 pada penggunaan pupuk urea 165 kg ha-1. Kombinasi dosis pupuk urea 165 kg ha-1 dan pupuk kandang ayam 10 ton ha-1 sudah dapat memberikan hasil biji gandum per hektar yang tinggi (2,28 ton ha-1). 2