Analisis usaha dan strategi pengembangan agroindustri tahu : Studi Kasus di Desa Gambiran Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi.

Seperti halnya komoditi pertanian lain, kedelai mempunyai sifat mudah rusak sehingga mutu dan kualitasnya dapat menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya harga kedelai itu sendiri. Namun kedelai yang merupakan sumber protein nabati, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pangan (agroindustri) sehingga nilainya dapat ditingkatkan. Agroindustri yang mengolah komoditi kedelai menjadi produk olahan cukup banyak Salah satunya adalah agroindustri tahu yang berada di Desa Gambiran Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi. Keberadaan agroindustri ini mampu mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam menyerap tenaga kerja serta memberikan nilai tambah. Keberadaan agroindustri tahu yang sudah cukup lama di daerah penelitian, ternyata perkembangannya masih lambat. Kendala-kendala yang dihadapi oleh agroindustri tahu didaerah penelitian ini antara lain keterbatasan modal, teknologi yang masih sederhana, sumber daya manusia rendah dan pemasaran yang masih terbatas. Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu: 1). Seberapa besar biaya dan tingkat keuntungan dalam agroindustri tahu. 2). Seberapa besar nilai tambah dalam agroindustri tahu. 3). Serta strategi apa yang dapat dilakukan dalam upaya pengembangan usaha agroindustri tahu. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1). Menganalisis biaya dan tingkat keuntungan dalam agroindustri tahu. 2). Menganalisis nilai tambah dalam agroindustri tahu. 3). Menganalisis strategi pengembangan yang dapat dilakukan dalam upaya pengembangan usaha agroindustri tahu. Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah: 1). Sebagai bahan pertimbangan dan bahan informasi serta alternatif kebijakan bagi pengambilan keputusan dalam rangka pengembangan agroindustri tahu. 2). Sebagai bahan informasi untuk peneliti selanjutnya. Penelitian ini merupakan studi kasus di Desa Gambiran Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini dilakukan secara sengaja ( purposive ) dengan pertimbangan bahwa di desa tersebut merupakan salah satu sentra produksi pengolahan tahu di Desa Gambiran. Penelitian dilakukan pada bulan januari 2006 sampai dengan bulan februari 2006. Pada penelitian ini responden yang diteliti adalah pengolah tahu yang berada di daerah penelitian, dengan jumlah populasi 107 pengolah tahu. Pengambilan sample dilakukan dengan metode sample random sampling, yaitu sebesar 16 responden. Data yang dikumpulkan terdiri dari dua macam, yaitu: 1). Data primer, diperoleh dari seluruh sample melalui wawancara langsung dengan menggunakan data pertanyaan (Quesioner) yang telah dipersiapkan. 2). Data sekunder, digunakan untuk mendukung data primer dan diperoleh dari instansi terkait dengan penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis biaya, analisis penerimaan serta analisis keuntungan. Sedangkan analisis kualitatif yang digunakan adalah analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan, dapat disimpulkan bahwa agroindustri tahu dalam penggunaan 27,31 kg bahan baku per proses produksi, rata-rata biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp 165.422,95 dengan penerimaan total rata-rata sebesar Rp 211.000,- sehingga keuntungan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp 45.577,05. Dengan demikian agroindustri tahu tersebut layak untuk dikembangkan. Sedangkan nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan 27,31 kg kedelai menjadi tahu untuk satu kali proses produksi pada usaha agroindustri tahu skala rumah tangga tersebut sebesar Rp 2667,91 atau 35,19% dari nilai produksi. Dari analisis internal dan eksternal agroindustri tahu skala rumah tangga, diketahui bahwa kekuatan yang ada meliputi kemudahan dalam memperoleh bahan baku, Jumlah pemasok bahan baku, jarak pembelian bahan baku, pengalaman pengolah, nilai gizi dan harga produk murah. Sedangkan kelemahan yang ada dalam agroindustri tahu didaerah penelitian adalah modal, sumber daya manusia, teknologi, harga bahan baku, jumlah produksi terbatas dan pembukuan. Untuk skor total kekuatan sebesar 2,19 dan faktor kelemahn sebesar 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki agroindustri tahu lebih dominan dibanding dengan kelemahan, sehingga kekuatan tersebut mampu menutupi kelemahan yang dimiliki. Peluang yang dimiliki oleh agroindustri tahu didaerah penelitian adalah pemasaran, peningkatan kesejahteraan, difersivikasi produk, sarana dan prasarana, peningktan skala usaha, penyerapan tenaga kerja dan kesetiaan pelanggan. Sedangkan ancaman yang ada antara lain selera konsumen, pesaing, aktivitas produksi yang dilakukan, kualitas produk, kondisi ekonomi, lembaga keuangan dan perubahan teknologi. Adapun skor total untuk faktor peluang sebesar 2,02 dan total skor untuk faktor ancaman sebesar 0,07. Hal ini menunjukkan peluang yang bisa dicermati oleh perusahaan untuk pengembangan usaha masih bisa cukup terbuka meskipun dengan ancaman-ancaman yang akan dihadapi. Hal ini tergantung pada kejelihan perusahaan untuk membaca situasi dan mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Dari analisis matrik IE, menunjukkan bahwa posisi agroindustri tahu berada pada sel V, yang berarti strategi yang digunakan adalah strategi pertumbuhan dan stabilitas. Kedua strategi ini pada agroindustri tahu dengan cara memperluas pasar, fasilitas produksi, maupun teknologi melalui pengembangan lingkungan internal dan eksternal. Dari analisis matrik SWOT dapat dirumuskan beberapa alternatif strategi, yaitu: 1). Strategi SO meliputi melakukan diversivikasi produk untuk mengembangkan usahanya, meningkatkan jumlah produksi, mempertahankan pelanggan yang sudah ada; 2). Strategi WO antara lain perluasan daerah pemasaran, mengupayakan bantuan untuk peminjaman modal, mengembangkan kualitas sumber daya manusia, perbaikan system manajemen dan meningkatkan kualitaskinerja agroindustri; 3). Strategi ST antara lain meningkatkan daya jua