Efek Pemberian Kefir Sari Kedelai Terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal Dan Kadar Blood Urea Nitrogen (Bun) Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Yang Dipapar Boraks Melalui Pakan

Boraks adalah zat toksik yang merupakan sumber radikal bebas berbahaya bagi tubuh. Ginjal sebagai organ ekskresi utama merupakan organ yang paling rentan terhadap pengaruh zat toksik. Kerusakan akibat zat toksik dapat ditandai dengan perubahan histopatologi ginjal dan peningkatan kadar Blood Urea Nitrogen (BUN). Kerusakan yang terjadi pada ginjal akibat terakumulasinya boraks dapat dikurangi dengan mengkonsumsi pangan tinggi antioksidan seperti kefir sari kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kefir sari kedelai terhadap kerusakan ginjal melalui pengamatan gambaran histopatologi dan pengukuran kadar BUN pada tikus (Rattus norvegicus) yang dipapar boraks melalui pakan. Penelitian ini terdiri dari lima kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (A) yang diberi pakan standar, kelompok kontrol positif (B) yang diberikan pakan mengandung boraks 1,03%, kelompok tikus (C), (D) dan (E) yang diberikan pakan mengandung boraks 1,03% dan diberikan kefir sari kedelai 5% sebanyak 1 mL/200gBB, 2 mL/200gBB, dan 3 mL/200gBB secara bersamaan. Pembuatan preparat histopatologi ginjal menggunakan pewarnaan Hematoxylin-Eosin (HE) dan pengukuran kadar BUN dilakukan secara spektrofotometri. Analisa histopatologi ginjal secara deskriptif dan pengolahan data BUN menggunakan One Way ANOVA dan uji lanjutan BNJ α=5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume pemberian kefir sari kedelai 3 mL/200gBB dapat mencegah kerusakan ginjal dan kenaikan kadar BUN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kefir sari kedelai dapat mencegah kerusakan ginjal dan kenaikan kadar BUN pada tikus putih yang dipapar boraks melalui pakan