Pengaruh Terapi Ekstrak Air Biji Lamtoro (Leucaena leucocephala) Terhadap Kadar Malondialdehida (MDA) dan Gambaran Histopatologi Hepar Tikus (Rattus norvegicus) Model Hiperlipidemia.

Hiperlipidemia merupakan keadaan patologis akibat kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan meningkatnya kadar trigliserida, kolesterol atau kombinasi keduanya. Keadaan hiperlipidemia menyebabkan peningkatan radikal bebas sehingga memicu peroksidasi lipid dengan hasil utamanya adalah Malondialdehida (MDA) yang dapat menyebabkan kerusakan hepar. Ekstrak air biji lamtoro mengandung flavonoid diketahui memiliki efek sebagai antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi ekstrak air biji lamtoro (Leucaena leucocephala) terhadap kadar MDA dan gambaran histopatologi hepar tikus (Rattus norvegicus) model hiperlipidemia. Penelitian ini menggunakan hewan model tikus (Rattus norvegicus) strain Wistar umur 10-12 minggu dengan BB 110-130 gram. Pembuatan keadaan hiperlipidemia dilakukan dengan cara pemberian diet Propiltiourasil (PTU) 0,02% dan kuning telur ayam sebanyak 10 mL/Kg BB yang diberikan secara force feeding selama 10 hari. Tikus dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, terapi ekstrak air biji lamtoro dosis 0,25 g/Kg BB, 0,5 g/Kg BB, dan 1 g/Kg BB yang diberikan secara force feeding selama 14 hari. Analisis data kuantitatif menggunakan one way Analisis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Tukey (α=5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi ekstrak air biji mampu menurunkan kadar MDA secara signifikan (p<0,05) antar kelompok perlakuan. Dosis 1 g/Kg BB merupakan dosis terbaik dalam menurunkan kadar MDA sebesar 39,2% terhadap kontrol positif serta dapat memperbaiki kerusakan organ hepar tikus hiperlipidemia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak air biji lamtoro dapat menurunkan kadar MDA dan memperbaiki kerusakan organ hepar yang ditandai dengan berkurangnya akumulasi lemak dan neksosis pada sel hepar tikus hiperlipidemia