Pengaruh Pemberian Boraks (Sodium tetraborate decahydrate) Pada Tikus (Rattus norvegicus) Wistar Bunting Terhadap Berat Plasenta Yang Dilahirkan

Ada beberapa jenis bahan tambahan makanan yang dilarang penggunaannya, sebagaimana diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Inodnesia Nomor 722/MenKes/Per/IX/1988 tanggal 22 September 1988, salah satunya adalah boraks. Beberapa makanan yang sering kali ditambahkan dengan boraks yaitu mie, tahu dan bakso. Boraks dapat membentuk radikal bebas eksogen. Radikal bebas yang tidak diimbangi dengan antioksidan dapat menyebabkan stress oksidatif, kemudian dapat menyebabkan kerusakan pada sel, jaringan dan organ, termasuk plasenta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian boraks terhadap berat plasneta tikus bunting. Penelitian ini bersifat true experimental dengan rancangan Randomized Post test Only with Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah tikus (Rattus norvegicus) wistar bunting berusia 8-10 minggu dan sehat. Sampel dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok control yaitu tanpa pemberian boraks dan kelompok lain diberi boraks 50mg/KgBB, 100mg/KgBB, 200mg/KgBB, dan 400mg/KgBb. Rata-rata berat plasenta pada kelompok kontrol sebesar 0,44650 gram, kelompok P1 0,38325 gram, kelompok P2 0,54350 gram, kelompok P3 0,44060 gram dan kelompok P4 0,44925 gram. Berdasarkan uji statistik One Way Anova diperoleh nilai sig 0,019 (p < 0,05). Hasil uji Tukey HSD menunjukkan hasil signifikan terdapat pada kelompok P1 dibandingkan dengan kelompok P2, nilai sig 0,011 (p < 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian boraks pada tikus hamil tidak menyebabkan penurunan berat plasenta yang signifikan