Usia dan Jenis Kelamin sebagai Faktor Resiko untuk Lama Nyeri, Intensitas Nyeri, dan Gangguan Fungsi Subjek dengan Penyakit Pirai pada Masyarakat Kota Malang

Pirai merupakan penyakit inflamasi akut pada sendi yang terjadi karena adanya pengendapan kristal monosodium urat (MSU). Hal ini terjadi ketika terlalu banyak asam urat menumpuk di tubuh disebabkan oleh tingginya kadar asam urat pada penderita atau biasa disebut hiperurisemia. Penyakit Pirai memiliki faktor resiko yang dapat diubah seperti obesitas, penggunaan obat-obatan, makanan tinggi purin, konsumsi alkohol, hipertensi dan lain-lain. Ada pula faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu usia dan jenis kelamin. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan usia dan jenis kelamin sebagai faktor resiko dari lama nyeri, intensitas nyeri, dan gangguan fungsi pada penyakit pirai dengan cara wawancara subjek menggunakan kuisioner WHO-ILAR COPCORD. Pada penilitian ini, peneliti melibatkan 2067 subjek yang dipilih secara acak menggunakan metode multi stage random sampling. Didapatkan 15 subjek positif penyakit pirai dengan karakteristik pria dan wanita 2:1, untuk karakteristik usia >45 tahun dan <45 tahun 13:2. Hasil dari uji korelasi penelitian ini didapatkan hasil sebagai berikt: 1) Usia sebagai faktor resiko dari lama nyeri penyakit pirai, digunakanlah uji korelasi Spearman dan ditarik kesimpulan tidak ada hubungan yang bermakna (p>0.05) antara usia dan lama nyeri penyakit pirai. 2) Usia sebagai faktor resiko dari intensitas nyeri penyakit pirai, digunakanlah uji korelasi Pearson dan ditarik kesimpulan tidak ada hubungan yang bermakna (p>0.05) antara usia dan intensitas nyeri penyakit pirai. 3) Usia sebagai faktor resiko dari gangguan fungsi penyakit pirai, digunakanlah uji korelasi Spearman dan ditarik kesimpulan ada hubungan yang bermakna (p<0.05) antara usia dan gangguan fungsi penyakit pirai. Dari hasil uji perbandingan untuk menetukan hubungan antara jenis kelamin dengan lama nyeri dan gangguan fungsi pada penyakit pirai digunakan uji Man Whitney U test, sedangkan untuk menetukan hubungan antara jenis kelamin dengan intensitas nyeri pada penyakit pirai digunakan uji Independent T-test. Hasil uji perbandingan menunjukkan p>0.05 pada jenis kelamin sebagai faktor resiko lama nyeri, intensitas nyeri, dan gangguan fungsi pada penyakit pirai. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna (p>0.05) antara jenis kelamin dan lama nyeri, intensitas nyeri, dan gangguan fungsi pada penyakit pirai