Persentase Neutrofil Dan Hubungannya Dengan Nilai St. George’s Respiratory Questionnaire For Copd Pada Penderita Ppok Dengan Terapi Kombinasi Long Acting Beta-2 Agonist Dan Kortikosteroid

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) terjadi karena peningkatan respon inflamasi kronis saluran napas dan paru terhadap toxic agents. Salah satu sel inflamasi yang berperan adalah neutrofil, yang berhubungan dengan tingkat penurunan kualitas hidup pasien PPOK. Pengukuran kualitas hidup pada penderita PPOK dilakukan menggunakan St. Georges respiratory questionnaire for COPD (SGRQ-C). Terapi LABACS diharapkan dapat menurunkan jumlah neutrofil dan berdampak pada perbaikan kualitas hidup penderita PPOK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beda persentase neutrofil pada penderita PPOK dengan dan tanpa LABACS serta hubungannya dengan nilai SGRQ-C. Penelitian ini adalah sudi potong lintang terhadap 54 subyek yang terbagi menjadi 3 kelompok, kelompok orang sehat, pasien PPOK dengan dan tanpa terapi LABACS. Uji anova one way menunjukan adanya perbedaan yang signifikan (p= 0.041) antara kelompok dan pada uji lanjutan post hoc didapatkan perbedaan yang signifikan (p= 0.024) antara kelompok orang sehat dengan terapi LABACS; juga terdapat perbedaan yang signifikan (p=0.033) antara kelompok orang sehat dan tanpa terapi LABACS; namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p=0.898) antara jumlah neutrofil pada kelompok dengan dan tanpa LABACS. Uji Korelasi menunjukan hubungan searah dan signifikan antara jumlah neutrofil dengan nilai total SGRQ-C pada kelompok terapi LABACS (r=+0.649 dan p=0.03), hubungan yang searah namun tidak signifikan pada kelompok tanpa terapi LABACS (r=+0.221 dan p= 0.378). Terjadi peningkatan jumlah neutrofil pada penderita PPOK dibandingkan orang sehat dan pada penderita PPOK dengan terapi LABACS, semakin rendah persentase neutrofil maka semakin rendah nilai SGRQ-C pada penderita PPOK