Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Katuk (Sauropus Androgynus) Sebagai Antibakteri Terhadap Bakteri Proteus Vulgaris

Proteus vulgaris merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi nosokomial yang dapat mengakibatkan batu ginjal. Penggunaan obat-obatan jenis antibiotik seperti amoxicillin, ampicillin, atau ceftriaxone masih sering digunakan walaupun memiliki beberapa efek samping yang tidak dapat dihindari seperti rasa mual dan muntah, bahkan dapat terjadi reaksi hipersensitivitas. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif pengobatan lainnya. Daun katuk yang memiliki kandungan alkaloid, saponin, flavonoida dan tanin termasuk salah satunya. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek ekstrak daun katuk sebagai antibakteri terhadap Proteus vulgaris. Metode yang digunakan adalah dilusi agar untuk menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM). Ekstrak daun katuk dibuat menggunakan metode ekstraksi maserasi menggunakan etanol 96%. Konsentrasi ekstrak etanol daun katuk yang digunakan yaitu 5%; 7,5%; 10%; 12,5%; dan 15% sedangkan konsentrasi Proteus vulgaris adalah 106 CFU/mL. Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada perubahan konsentrasi ekstrak etanol 96% daun katuk terhadap pertumbuhan koloni Proteus vulgaris (p=0,000). Uji korelasi menunjukkan adanya hubungan antara konsentrasi ekstrak dengan pertumbuhan koloni (Korelasi, R = -0,927; ? =0,000). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun katuk mempunyai efek antibakteri terhadap Proteus vulgaris dengan Kadar Hambat Minimum (KHM) adalah 10%