Perbedaan Tingkat Kecemasan Terhadap Perawatan Gigi Pada Siswa Tk Aisyiyah 25 Dan Siswa Sdn Sumbersari 2 Dengan Metode Pengukuran Tidak Langsung

Kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Indonesia merupakan hal yang perlu diperhatikan secara serius, khususnya pada anak-anak. Diketahui terdapat peningkatan prevalensi nasional masalah gigi dan mulut pada anak-anak dalam rentang usia 5-9 tahun yaitu 21,6% pada tahun 2007 dan 28,9% pada tahun 2013. Kecemasan merupakan hambatan bagi pasien anak-anak dalam melakukan kunjungan ke dokter gigi. Usia 3-6 tahun merupakan masa perkembangan anak pada tahap prasekolah (taman kanak-kanak) dan usia 7-12 tahun merupakan masa perkembangan anak pada tahap sekolah. Kedua kelompok usia tersebut memperlihatkan perkembangan fisik, sosio-emosional serta kognitif yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan terhadap perawatan gigi pada anak kelompok prasekolah dan kelompok sekolah . Data diambil melalui metode pengukuran tidak langsung yaitu wawancara pada wali murid siswa TK Aisyiyah 25 dan SDN Sumbersari 2 menggunakan alat ukur berupa kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) yang telah dimodifikasi urutannya dengan masing-masing kelompok berjumlah 30 responden. Desain penelitian ini adalah observasional dengan metode pendekatan cross sectional study. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar tingkat kecemasan terhadap perawatan gigi yang tinggi terdapat pada kelompok prasekolah sebesar 56,6%. Berdasarkan uji wilcoxon diketahui nilai signifikasi 0.000, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan terhadap perawatan gigi yang bermakna antara kelompok prasekolah dan sekolah