Pemberian Protein Sclerostin dapat Mencegah Peningkatan Jumlah Sel Osteoklas pada Rattus norvegicus Wistar Model Ovariektomi

Sclerostin adalah protein yang dikode oleh gen SOST pada osteosit yang menghambat pembentukan tulang osteoblastik. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa inhibisi terhadap sclerostin menjadi stimulasi yang kuat dalam pembentukan tulang tanpa adanya peningkatan resorpsi tulang. Antibodi anti-sclerostin merupakan agen yang menjanjikan terbaru untuk terapi osteoporosis post-menopause dan jenis osteoporosis lainnya. Penelitian ini didesain untuk menentukan bahwa pemberian protein sclerostin dapat mencegah peningkatan sel osteoklas pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar betina model ovariektomi. Penelitian ini menggunakan true experimental design secara in vivo dengan randomized post test only controlled group design dengan teknik sampel simple random sampling. Dua puluh lima tikus Wistar betina dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 kelompok perlakuan yang dilakukan ovariektomi dan diimunisasi dengan protein sclerostin dengan dosis berbeda (100 ng sclerostin + CFA-IFA, 1 μg sclerostin + CFA-IFA, dan CFA-IFA saja) setelah beberapa minggu pasca ovariektomi. Variabel yang diukur adalah jumlah sel osteoklas pada jaringan tulang femur tikus dengan pengecatan HE. Analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian protein sclerostin pada kelompok perlakuan berbeda secara bermakna dengan kelompok kontrol positif dalam menurunkan jumlah sel osteoklas (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian protein sclerostin dapat mencegah peningkatan pembentukan sel osteoklas secara bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol positif pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar betina model ovariektomi