Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Personal Sosial pada Anak Autis Usia 3-8 Tahun di Kota Malang.

Autisme merupakan gangguan perkembangan anak pada bidang interaksi, komunikasi dan perilaku yang muncul sebelum usia 3 tahun. Di Indonesia, sampai saat ini belum ada penelitian yang menyebutkan jumlah anak autisme secara pasti. Berdasarkan data dari Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (SLB) Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia pada tahun 2009 tercatat sebanyak 638 anak autisme. Gangguan perkembangan pada anak autis diantaranya adalah gangguan perkembangan personal sosial. Gangguan tersebut dipengaruhi oleh faktor psikologis yaitu pola asuh orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pola asuh orang tua dapat mempengaruhi perkembangan personal sosial pada anak autis. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional dilakukan pada bulan November 2015 pada empat sekolah dan pusat terapi autis di Kota Malang. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling dengan jumlah 39 orang tua yang memiliki anak autis usia 3-8 tahun. Variabel dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua dan perkembangan personal sosial. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik orang tua sebagian besar berusia 36-45 tahun (66,7%), tingkat pendidikan S1 (43,6%), tingkat penghasilan kurang dari 1,5 juta rupiah (30,8%), pekerjaan karyawan swasta (33,3%), dan memiliki anak dengan jenis kelamin laki-laki (82%), serta 85% orang tua menggunakan pola asuh demokratis, 15% memiliki pola asuh otoriter dan 28% perkembangan personal sosial dikategorikan cukup. Hasil uji statistik menggunakan Spearman Correlation, menunjukkan p value 0,694 dan koefisien korelasi (r) 0,065 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan. Kekuatan hubungan sangat lemah dan memiliki arah positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pola asuh orang tua dengan perkembangan personal sosial pada anak autis