Pengaruh Pemberian Ekstrak Pegagan (Centella asiatica) dan Phytosome Ekstrak Pegagan terhadap Ketebalan Mielin pada Otak Tikus Model Traumatic Brain Injury (TBI).

TBI ialah gangguan fungsi otak akibat benturan yang parah. Secara molekuler, terjadi kerusakan akson yang menyebabkan terjadinya penurunan sintesis NRG1 yang berperan pada proses remielinasi. Pegagan diketahui memiliki kandungan bahan aktif yang dapat memicu aktivasi NRG1. Bahan aktif yang bersifat polar membutuhkan modifikasi kepolaran untuk meningkatkan absorbsi dan bioavaibilitas bahan aktif menggunakan teknologi phytosome. Penelitian ini bertujuan membuktikan dan membandingkan efektivitas ekstrak dan phytosome dalam optimalisasi herbal delivery system ekstrak Pegagan sebagai neuroprotektor yang ditandai dengan perbaikan tingkat mielinasi neuron pada model tikus TBI. Pegagan diekstraksi menggunakan metode maserasi. Setelah sebagian ekstrak diformulasikan dalam bentuk phytosome, dilakukan karakterisasi menggunakan KLT, LC/MS-MS dan SEM. Induksi TBI menggunakan metode closed-head injury. Tikus sebanyak 32 ekor dikelompokkan menjadi kelompok: kontrol (-), kontrol (+), 3 kelompok diberi ekstrak Pegagan, dan 3 kelompok phytosome ekstrak Pegagan dengan dosis masing-masing 90 mg/kgBB, 180 mg/kgBB, dan 360 mg/kgBB. Pengukuran ketebalan dilakukan dengan mengamati slide preparat yang dicat HE. Hasil uji Kruskal Wallis (p = 0,001) menunjukkan adanya pengaruh signifikan terapi terhadap ketebalan mielin. Dari hasil Uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan bermakna antara kontrol positif dengan semua kelompok phytosome tetapi kelompok ekstrak hanya pada dosis 180 mg/kgBB, dan 360 mg/kgBB. Kesimpulan penilitian ini ialah phytosome ekstrak Pegagan dapat meningkatkan ketebalan mielin yang lebih tinggi dibandingkan dengan ektrak Pegagan konvensional