Efek Darapladib Terhadap Perubahan Jumlah Sel Busa (Foam Cell) Pada Tikus Sprague-Dawley Yang Diberi HFD (High Fat Diet).

Aterosklerosis adalah penyakit inflamasi kronis yang disebabkan oleh interaksi monosit dan kerusakan lapisan endotel. Salah satu faktor risikonya adalah dislipidemia. Dislipidemia kronis dapat menyebabkan peningkatan kadar LDL yang nantinya akan teroksidasi menjadi ox-LDL oleh Reactive Oxygen Species (ROS) di dalam sub endotel. Kemudian, makrofag akan menelan ox-LDL dan menjadi sel busa di dalam tunika intima. Lp-pLA2 adalah enzim yang memecah ox-LDL menjadi produk pro-aterosklerosis. Darapladib, mampu menghambat aktivitas enzim Lp-pLA2 sehingga diharapkan dapat menurunkan jumlah sel busa. Studi eksperimental menggunakan post-test controlled group design dilakukan terhadap tikus Sprague-Dawley yang dibagi ke dalam dua kelompok waktu, yaitu delapan minggu dan enam belas minggu. Masing-masing kelompok dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu tikus normal (n = 5), tikus HFD (High Fat Diet) (n = 5), dan tikus HFD + Darapladib (n = 5). Variabel yang diukur adalah jumlah sel busa pada setiap kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan jumlah sel busa setelah diberi Darapladib pada kelompok tikus delapan minggu dan kelompok enam belas minggu memiliki perbedaan yang bermakna (p < 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian Darapladib memiliki pengaruh pada perubahan jumlah sel busa pada tikus yang diberi HFD. Peneliti menyarankan agar diadakan penelitian untuk mengetahui dosis optimum dari pemberian Darapladib