Pengaruh Konseling Terhadap Tingkat Pengetahuan Pasien Dalam Pengobatan Tuberkulosis Di Puskesmas Kota Malang

Masalah utama yang menyebabkan kegagalan pengobatan Tuberkulosis adalah penggunaan obat jangka panjang (minimal 6 bulan), obat anti-tuberkulosis yang harus diminum setiap hari, efek samping yang timbul dari obat anti-tuberkulosis, pemberhentian pengobatan, keyakinan pasien tuberkulosis yang rendah, dan pengetahuan pasien yang kurang mengenai pengobatan tuberkulosis. Pemberian konseling pada pasien tuberkulosis sangat penting karena dapat meningkatkan pengetahuan pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kondisi dan pengobatan tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap tingkat pengetahuan pasien dalam pengobatan tuberkulosis di Puskesmas Kota Malang. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 65 sampel. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional, dengan desain penelitian survei analitik dan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Sedangkan untuk pemilihan sampel pasien dan Puskesmas menggunakan metode purposive sampling dimana harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah dibuat oleh peneliti. Hasil penelitian dilihat dari skor kuesioner sebelum dan setelah dilakukan konseling terdapat perubahan tingkat pengetahuan pasien mengenai pengobatan tuberkulosis. Hasil penelitian dengan analisis uji Wilcoxon menghasilkan nilai signifikansi pengetahuan pasien tentang pengobatannya sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor pengetahuan sebelum dilakukan konseling dan sesudah konseling. Pada ranks menunjukkan bahwa konseling memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pengetahuan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perubahan tingkat pengetahuan pasien tuberkulosis mengenai pengobatannya sebelum dan setelah dilakukan konseling