Hubungan Antara Konsumsi Minuman Berpemanis dan Kejadian Kegemukan Pada Remaja di SMP Negeri 1 Bandung.

Minuman berpemanis adalah minuman yang ditambahkan gula sederhana selama proses produksi sehingga dapat menambah kandungan energi, tetapi sedikit kandungan zat gizi lain. Minuman berpemanis di Indonesia mengandung 37-54 gram gula pada kemasan saji 300-500 ml. Jumlah kandungan gula ini melebihi 4x dari rekomendasi penambahan gula yang aman pada minuman yaitu 6-12 gram dan menyumbangkan energi 310-420 kkal. Konsumsi minuman berpemanis berlebih mungkin dapat menjadi penyebab dari kegemukan. Kegemukan adalah akibat dari berlebihnya asupan energi dibandingkan penggunaan energi sehingga terjadi penyimpanan lemak tubuh yang berlebih di jaringan adiposa. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara konsumsi minuman berpemanis dan kejadian kegemukan remaja. Data diperoleh dari cross-sectional study dengan jumlah responden 100 siswa kelas VIII pada November 2014. Responden berumur 12-14 tahun, status gizi IMT/U >-2,00 SD. Konsumsi minuman berpemanis diperoleh dari metode wawancara dengan kuesioner semi-quantitatif frekuensi kuesioner (SFFQ) satu minggu. Status gizi kegemukan menggunakan indikator IMT/U. Hasil uji statistik univariat didapatkan rata-rata konsumsi minuman berpemanis sebesar 60,43 gram (±36,31SD) menyumbangkan 19,04% energi dari rata energi seluruh responden 1754,089 kkal. Sedangkan rata-rata status gizi IMT/U 0,149 (±1,016SD) dan kejadian kegemukan sebesar 21% dari total responden. Kesimpulan berdasarkan uji korelasi Pearson, tidak ada hubungan antara konsumsi minuman berpemanis dan kejadian kegemukan (p > 0,05)