Pengaruh Konseling Apoteker Terhadap Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi Dalam Meminum Obat Di Puskesmas Kota Malang.

Hipertensi merupakan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Pemberian konseling oleh Apoteker pada pasien hipertensi sangat penting karena dapat membantu pasien meningkatkan pengetahuan pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kondisi dan pengelolaaan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konseling Apoteker terhadap tingkat pengetahuan pasien hipertensi tentang pengobatannya di Puskesmas Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional, dengan desain penelitian survei analitik dan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Sedangkan untuk pemilihan sampel pasien dan pemilihan Puskesmas menggunakan metode teknik pengambilan sampel secara non random sampling ( purposive sampling) dan harus memenuhi kriteria inklusi yang sudah dibuat oleh peneliti. Hasil penelitian dengan analisis uji Wilcoxon menghasilkan nilai signifikansi pengetahuan pasien tentang pengobatannya sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor pengetahuan sebelum dilakukan konseling dan sesudah konseling. Pada ranks menunjukkan bahwa sesudah mendapatkan konseling Apoteker – sebelum mendapatkan konseling Apoteker menghasilkan positive ranks sebanyak 94 yang menyatakan jumlah 94 data variabel sesudah konseling lebih besar dari pada sebelum konseling dan ties sebanyak sebanyak 1 data variabel sesudah konseling mempunyai nilai variabel sama dengan variabel sebelum konseling sehingga konseling memiliki pengaruh positif terhadap pengetahuan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konseling Apoteker memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pengetahuan pasien hipertensi