Hubungan antara Paritas dan Berat Bayi Lahir terhadap Kejadian Ruptur Perineum di Polindes Ketangirejo, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan

Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu di Indonesia, ruptur perineum merupakan penyebab kedua perdarahan. Penyebab dari ruptur perineum yang paling sering karena berat badan bayi lahir yang terlalu besar dan paritas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara paritas dan berat badan bayi lahir terhadap insidensi ruptur perineum di Pondok Bersalin Desa (Polindes) Ketangirejo, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan studi Case Control. Populasi penelitian ini adalah semua ibu bersalin spontan yang tercatat dalam catatan persalinan sebanyak 104 ibu bersalin spontan. Metode analisa data menggunakan metode Odds Ratio dan Kai Kuadrat. Dari hasil penelitian dapat kita ketahui bahwa: 1) Ibu bersalin yang paling banyak adalah paritas rendah yaitu 56 orang 2) Berat badan bayi lahir secara spontan paling banyak merupakan risiko rendah (<4000 gram) yaitu 62 orang 3) Hasil pengujian hubungan antara paritas ibu yang melahirkan dengan insiden ruptur perineum, didapatkan odds ratio 3,6, nilai kai kuadrat hitung sebesar 9,905 > 3,841 dengan signifikansi sebesar 0,002. Hasil pengujian hubungan antara berat bayi lahir dengan ibu yang melahirkan dengan ruptur perineum, didapatkan odds ratio 32,6, nilai kai kuadrat hitung sebesar 46,169 > 3,841 dengan signifikansi sebesar 0,000. Kesimpulannya ada hubungan antara paritas dan berat badan bayi lahir dengan insidensi ruptur perineum