Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine max) Topical Terhadap Penurunan Jumlah Makrofag pada Luka Bakar Derajat II pada Tikus Putih (Rattus novergicus strain Wistar).

Luka bakar derajat II dangkal bersifat sangat nyeri karena mengenai lapisan epidermis dan sebagian dermis. Luka bakar termal merupakan luka yang memiliki resiko infeksi dan kerusakan yang tinggi. Nyeri dan kerusakan tinggi pada kulit akan menghambat optimalisasi kerja makrofag sebagai komponen kunci dalam penyembuhan luka. Pada fase inflamasi makrofag berfungsi sebagai fagositosis dan jumlahnya meningkat pada fase ini. Pada fase proliferasi makrofag berfungsi memproduksi growth factor dan jumlahnya menurun pada akhir fase ini. Ekstrak etanol kedelai mengandung antioksidan, antiinflamasi, penstimulan faktor pertumbuhan (growth factor) dan aktivitas makrofag yang penting dalam proses penyembuhan luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol kedelai (Glycine max) secara topical terhadap penurunan jumlah makrofag pada luka bakar derajat II. Penelitian ini adalah penelitian true experimental dengan sampel 24 ekor tikus putih jantan, dipilih dengan simple random sampling menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol (NS 0,9%) (n=6), kelompok perlakuan konsentrasi 40% (n=6), 60% (n=6), dan 80% (n=6). Perawatan luka dilakukan selama 15 hari. Sediaan histologis dibuat dengan pewarnaan HE (hematoxilin eosin). Jumlah makrofag dihitung menggunakan software Olyvia dengan perbesaran 1000x. Uji One Way ANOVA menunjukkan p value < 0,05. Analisa Post hoc tukey HSD menunjukkan kelompok konsentrasi 80% memiliki efek paling efektif terhadap penyembuhan luka dengan p value 0,001. Uji regresi linier berganda menunjukkan pengaruh yang kuat sebesar 53,5% dengan p value sebesar 0,000. Kesimpulan yang diperoleh adalah ekstrak etanol biji kedelai (Glycine max) topical dapat menurunkan jumlah makrofag pada luka bakar derajat II pada tikus putih (Rattus novergicus strain Wistar)