Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L) terhadap Jumlah Limfosit Jaringan Luka pada Perawatan Luka Bakar Derajat II A pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar

Luka bakar merupakan salah satu insiden yang sering terjadi di masyarakat khususnya rumah tangga dan ditemukan terbanyak adalah luka bakar derajat II. Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, rata-rata dirawat enam pasien luka bakar perminggu setiap tahun. Lama penyembuhan luka bakar derajat II A adalah 10-14 hari. Ekstrak daun sirih mengandung saponin, kavikol, tanin, dan flavonoid yang berguna sebagai anti inflamasi dan pembunuh bakteri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih terhadap jumlah limfosit jaringan luka pada penyembuhan luka bakar derajat II A pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan sampel terdiri dari 24 ekor tikus putih galur Wistar berat badan 150-250 gram, dipilih dengan simple random sampling menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok (A) kelompok kontrol normal salin 0,9% (n=6), (B) Ekstrak daun sirih konsentrasi 15% (n=6), (C) Ekstrak daun sirih konsentrasi 30% (n=6), dan (D) Ekstrak daun sirih konsentrasi 45% (n=6). Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah rata-rata jumlah limfosit jaringan luka. Setelah 14 hari, tikus dibuat preparat histologi kemudian dianalisis dengan OlyVIA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada jumlah limfosit antara kelompok kontrol dan perlakuan dengan signifikansi OneWay ANOVA 0,000 (α < 0,05). Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah jumlah limfosit tertinggi didapatkan pada ekstrak daun sirih konsentrasi 45%. Kesimpulan yang diperoleh adalah ekstrak daun sirih berpengaruh pada jumlah limfosit jaringan luka pada penyembuhan luka bakar derajat II A pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar