Hubungan pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan orang tua yang anaknya dirawat di RSUD Sumbawa.

Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. Kecemasan ini sering terjadi pada orang tua anak yang yang menjalani perawatan dirumah sakit. Salah satu cara perawat mengurangi kecemasan orang tua anak adalah dengan komunikasi. Komunikasi bagi perawat sebagai alat untuk membangun hubungan terapeutik. Terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari penyembuhan dan Sebagai alat bagi perawat untuk mempengaruhi tingkah laku pasien dan orang tuanya serta kemudian untuk mendapatkan keberhasilan dalam intervensi keperawatan. Komunikasi merupakan hubungan itu sendiri, dimana tanpa ini tidak mungkin terjadi hubungan terapeutik perawat-pasien dan keluarganya. Penelitian ini adalah untuk mencari apakah ada hubungan kualitas komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan orang tua yang anaknya dirawat di RSUD Sumbawa.Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan coss sectional. Populasi pada penelitian ini adalah orang tua anak yang dirawat di RSUD Sumbawa periode bulan desember 2012. Jumlah sampelnya adalah 42 sampel yang dipilih melalui tehnik purposive sampling. Instrument penelitian berupa lembar observasi yang sudah diuji validitas dan reabilitasnya. Analisa data menggunakan uji korelasi pearson. Hasil uji korelasi pada tingkat kemaknaan Diperoleh nilai korelasi Pearson sebesar -0.404 dengan signifikansi sebesar 0.008 (signifikansi < 0.05). Kemudian dilakukan perbandingan, dimana dapat diketahui bahwa signifikansi lebih kecil daripada α ( α = 0.05), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan (korelasi) antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan orang tua anak yang dirawat di RSUD Sumbawa. Nilai negatif pada korelasi (-0.404) menunjukkan, semakin baik komunikasi terapeutik perawat, maka tingkat kecemasan yang dialami orang tua akan semakin ringan, atau dapat dikatakan bahwa antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan orang tua memiliki hubungan (korelasi) yang berkebalikan. Berdasarkan hasil penelitian diatas diharapkan komunikasi terapeutik menjadi alat bagi perawat untuk mengurangi kecemasan pada orang tua yang anaknya dirawat di RSUD Sumbawa