Efek Ekstrak Metanol Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Telomerase pada Jaringan Hepar Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Model Hepatocarcinoma yang Diinduksi 7,12 dimethylbenz[a]anthracene (DMBA)

Hepatocellular carcinoma (HCC) adalah penyebab kematian kedua terbesar pada kematian akibat kanker. Terapi utama HCC adalah melalui modalitas pembedahan yang belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Salah satu factor resiko HCC adalah karsinogen seperti 7,12 dimethylbenz[a]anthracene (DMBA). DMBA mampu menginduksi karsinogenesis melalui peningkatan reactive oxygen species (ROS). Karsinogenesis pada HCC juga berhubungan telomerase. Daun tanaman kelor (Moringa oleifera) dan komponen terbesarnya, quercetin, memiliki potensi antioksidan yang mampu menghambat ROS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak metanol daun kelor dalam menurunkan telomerase pada karsinogenesis yang diinduksi oleh DMBA.Penelitian ini dilakukan dengan 5 kelompok tikus (Rattus novergicus), setiap grup terdiri dari 6 ekor tikus. Pada hari ke-45 semua kelompok kecuali kelompok kontrol negatif, diinduksi dengan DMBA dengan dosis 10 mg/hari. Pada 60 hari berikutnya, kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 diberikan ekstrak metanol daun kelor dengan dosis 20, 40, dan 80 mg/hari. Aktivitas telomerase diukur dengan menggunakan real time-polymerase chain reaction. Hasil yang didapatkan dianalisis dengan metode ANOVA. DMBA tidak mempengaruhi perbedaan telomerase secara signifikan antara kelompok kontrol positif dan kontrol negative (p<0.05). Ekstrak metanol daun kelor pada dosis 20 dan 40 mg/hari menyebabkan peningkatan telomerase hingga 1.33 dan 1.43 kali lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Ekstrak metanol daun kelor pada dosis 80 mg/hari tidak menyebabkan perbedaan telomerase terhadap kelompok kontrol secara signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak metanol daun kelor tidak menurunkan aktivitas telomerase jaringan hepar tikus yang diinduksi DMBA