Strategi Bertahan Kaum Gay Di Dalamkeluarga (Studi Fenomenologi Pada Kaum Gay Di Dalam Keluarga Di Kota Malang)

Homoseksual merupakan sebuah wacana yang sedang hangat dibicarakan pada saat ini. Berdasarkan isu yang berkembang, terjadinya pernikahan atau terjalin asmara sesama jenis banyak dialami oleh kaum laki-laki. Seperti yang diberitakan dalam sebuah media di Indonesia bahwa terjadi pernikahan sesama jenis pada kaum laki-laki yang terjadi di beberapa kota di Indonesia. Hal ini menuai kecaman dari berbagai pihak, terlebih fenomena tersebut sangat bertolak belakang dengan nilai dan norma yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Mayoritas gay yang rata-rata masih berada dalam tanggung jawab dan begantung secara ekonomi dengan orang tua atau keluarga.Artinya jika gay ingin diakui oleh keluarga baik karena alasan sosial ataupun ekonomi maka mereka harus bersikap sebagai bagian dari anggota keluarga yang baik. Yaitu dengan berperan sebagai anak yang baik sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh keluarga (out group) karena jika tidak memenuhi standarisasi yang diajukan oleh out group dalam hal ini adalah keluarga maka kaum gay akan dianggap bukan anggota keluarga atau bukan bagian penuh dari keluarga. Dan jika mereka bukan bagian dari keluarga maka mereka akan dikucilkan artinya tidak memiliki tempat berlindung secara psikologis maupun sosial bahkan terputus secara ekonomi karena tidak diakui sebagai anak. Seorang gay akan berusaha memenuhi standarisasi yang ada di keluarga, yaitu menjadi lelaki pada umumnya seperti memakai pakaian yang tidak menunjukkan gay dan tidak bersikap centil atau kemayu seperti yang mereka lakukan saat berada di in gruop-ny