Meredam Konflik Penambangan Pasir Ilegal di Desa Sumberasri Kabupaten Blitar

Penambangan pasir di Desa Sumberasri menyebabkan konflik antara penambang dengan masyarakat sekitar. Masyarakat menilai penambangan dengan alat berat dan mesin penyedot menyebabkan rusaknya fasilitas umum. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana proses penyelesaian konflik melalui mediasi antara pekerja tambang pasir dengan masyarakat desa sekitar wilayah tambang pasir. Penelitian melihat konflik dari sudut pandang persepsi. Aktivitas tambang pasir yang dilakukan menggunakan alat berat dan mesin penyedot pasir. Peneliti melakukan wawancara pada informan kunci yang terlibat dalam konflik tersebut; pekerja tambang pasir, masyarakat, kepolisian, perangkat desa, dan komunitas peduli lingkungan. Hasil penelitian menyebut, konflik terjadi akibat perbedaan persepsi antara masyarakat Desa Sumberasri dengan pekerja tambang pasir berdasarkan perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak. Masyarakat memiliki persepsi bahwa aktivitas tambang pasir memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Sedangkan menurut pekerja, tambang pasir menjadi sumber penghasilan mereka untuk pemenuhan kehidupan. Puncak konflik ini adalah masyarakat melakukan razia kepada truk-truk yang melintas hingga terjadi perkelahian antar keduanya. Sebagai strategi penyelesaian konflik antara penambang pasir dengan masyarakat desa dilakukan melalui intervensi pihak ketiga, yaitu pihak kepolisian. Pihak kepolisian mengambil tindakan dengan melakukan mediasi karena dianggap sebagai salah satu cara komunikasi yang efektif. Namun, proses mediasi berjalan dengan alot, meskipun mendatangkan Dishub untuk memberikan saran. Keputusan yang dihasilkan saat proses mediasi, namun tidak sepenuhnya dijalankan oleh pekerja tambang pasir. Pelanggaran keputusan ini disebabkan tidak ada kesepakatan yang mengikat antara kedua belah pihak. kesepakatan tak tertulis ini menyebabkan konflik kembali terjadi secara berulang. Hal tersebut dapat terjadi karena tersumbatnya komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat konflik