Komunikasi Instruksional Dalam Bimbingan Dan Konseling Guru Dan Siswa Korban Bullying Di Sekolah

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana metode komunikasi instruksional yang dilakukan oleh seorang guru bimbingan dan konseling dalam konseling masalah bullying kepada siswanya . Lokasi penelitian ini berada di tiga SMP di Kepanjen. Fokus penelitian ini adalah Metode yang digunakan guru termasuk space dan ambience yang terjadi saat proses konseling berlangsung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam mengumpulkan data. Keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi metode. Hasil penelitian ini adalah komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh guru BK sangat membantu dalam membujuk siswa untuk membuka diri tentang masalahnya. Space dan ambience juga berpengaruh, cara konvensional dengan berhadap-hadapan kurang efektif dalam komunikasi instruksional guru dan murid, sementara itu cara modern dengan siswa duduk bersebelahan dengan guru lebih efektif dalam proses konseling. Sifat seorang guru yang mau menemui langsung ke siswanya juga menambah rasa percaya diri siswa dalam bercerita kepada guru BK. Orang tua murid, guru BK dan wali kelas bekerja sama dan mau melaporkan apabila anak atau anak didiknya sedang mengalami masalah. Metode pemberian ancaman diberikan guru BK bila siswa sudah mau membuka dirinya. Ancaman tersebut berupa pemberian pemanggilan wali murid ke sekolah hingga dipertemukan dengan pelaku. Rasa takut kepada guru bimbingan konseling juga muncul dari siswa karena adanya ancaman tersebut. Layanan konseling dari BK mencakup (1) Pemberian layanan orientasi di kelas yang diberikan guru dalam upaya mengatasi bullying berbentuk pemberian materi tentang pengenalan diri sendiri untuk menumbuhkan rasa percaya diri antar siswa dan berbagai materi bimbingan dan konseling (2) Layanan orientasi di ruang BK yang termasuk layanan konseling individual, layanan mediasi serta konsultasi