Analisis Tujuan Rusia Dalam Perdagangan Senjata Ke Azerbaijan Pada Tahun 2010-2016

Penjualan senjata internasional berkaitan dengan isu politik dalam hal pertahanan dan keamanan. Penjualan senjata digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi negara pengimpor (resipien) oleh negara pengekspor (supplier). Rusia sebagai negara pengekspor terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat mendominasi perdagangan senjata di kawasan Kaukasus Selatan yaitu Armenia dan Azerbaijan. Armenia adalah negara sekutu Rusia yang sedang berkonflik dengan Azerbaijan dalam konflik Nagorno Karabakh. Armenia tergantung secara ekonomi dan keamanan terhadap Rusia. Tindakan Rusia melakukan perdagangan senjata pada tahun 2010-2016 ke Azerbaijan telah menimbulkan reaksi negatif dan kekhawatiran bagi Armenia. Tindakan Rusia dinilai telah mengkhianati hubungan Rusia dan Armenia yang terwujud dalam kerjasama keamanan Collective Security Treaty Organization (CSTO). Tindakan Rusia mengambil keputusan untuk melakukan perdagangan senjata ke Azerbaijan dianalisa menggunakan konsep tujuan kebijakan luar negeri yang dikemukakan oleh K.J Holsti. Tujuan kebijakan luar negeri tersebut meliputi tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Jangka pendek berkorelasi dengan upaya Rusia mempertahankan kedaulatan wilayahnya sehingga sistem politik sosial dan ekonomi tetap berlangsung. Jangka menengah berhubungan dengan tuntutan Rusia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, prestise dan pengaruh. Jangka Panjang berkorelasi dengan visi Rusia dalam sistem internasional