Penggunaan DynCorp Internasional Oleh Amerika Serikat Dalam Implementasi Program Security Sector Reform Pada Pelatihan Polisi Afghanistan Tahun 2003-2010

Security Sector Reform (SSR) menjadi salah satu model peacekeeping multidimensi negara donor dalam menghadapi konflik intrastate di negara-negara konflik. SSR diharapkan mampu menjadi pondasi untuk menekan timbulnya konflik intrastate yang dampaknya dapat berkembang menjadi isu keamanan global. Implementasi program SSR membutuhkan keterlibatan banyak aktor didalamnya, salah satunya adalah penggunaan jasa Private Military and Security Companies (PMSCs) sebagai privatisasi keamanan yang menggeser peran sektor publik negara dalam menyediakan keamanan. Sebagai contoh Afghanistan merupakan negara konflik yang dikategorikan sebagai failed state dengan kondisi yang mempengaruhi keamanan global dengan meningkatnya isu terorisme internasional. Amerika Serikat sebagai salah satu negara donor yang konsen terhadap program SSR, menggunakan jasa DynCorp International (DI) sebagai PMSCs untuk melakukan implementasi program SSR pada pelatihan Afghan National Police (ANP). Tugas DI adalah untuk melatih polisi, melakukan mentoring, dan manajemen proyek pada program pelatihan polisi. Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat implementasi penggunaan DI dalam program SSR sebagai privatisasi keamanan di Afghanistan. Yang penulis gunakan untuk melihat hal tersebut adalah melalui analisa terhadap potential benefits melalui multidimensional skill, knowledge management & vision, flexibility, contribution, discreet presence; serta analisa terhadap potential risks melalui two client issues, companies background, national policy extinction, project design & mid-term change, complex coordination, and high cost. Dengan menguraikan dua variabel beserta indikator-indikatornya, penulis menemukan bahwa implementasi penggunaan DI dalam pelatihan polisi di Afghanistan memiliki potential benefits yang besar untuk mencapai efektivitas program. Namun tantangan terbesar yang timbul melalui potential risks adalah track record, transparansi, dan harga DI yang tinggi sehingga mempengaruhi efisiensi penggunaan DI terhadap target kualitas pelatihan polisi Afghanistan