Gambaran Harga Diri Pada Suami Yang Melaksanakan Pernikahan Nyentana di Bali

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran harga diri pada suami yang melaksanakan pernikahan nyentana. Nyentana adalah sistem pernikahan di Bali dimana anak laki-laki meninggalkan rumahnya untuk melangsungkan pernikahan di rumah pihak perempuan dan kemudian bertanggung jawab meneruskan kewajiban orangtua serta leluhur pihak perempuan. Bentuk perkawinan ini dipilih apabila orangtua dari pihak perempuan tidak memiliki anak laki-laki. Subjek merupakan laki-laki yang melaksanakan pernikahan nyentana. Suami yang melaksanakan pernikahan nyentana mendapatkan beberapa dampak dari keputusannya untuk melaksanakan pernikahan nyentana sehingga hal tersebut mempengaruhi harga diri yang dimilikinya. Harga diri diartikan sebagai evaluasi yang dilakukan oleh seorang individu terhadap dirinya sendiri, dimana evaluasi diri tersebut merupakan hasil dari interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya dan perlakuan orang lain yang ditunjukan kepada diri individu tersebut. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologi dan pemilihan subjek dengan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yaitu wawancara dan observasi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 4 orang. Analisa data yang digunakan adalah reduksi data dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keempat subjek memiliki gambaran harga diri pada setiap aspek harga diri yaitu kekuatan (power), keberartian (significance), kebajikan (virtue) dan kemampuan (significance)