Brand Identity Rumah Makan Inggil Dalam Membangun Brand Image Sebagai Restoran Berbasis Budaya Lokal Kota Malang

Rumah Makan Inggil hadir sebagai salah satu usaha untuk menjaga dan melestarikan nilai budaya dan sejarah Kota Malang. Rumah Makan Inggil dibangun dengan identitas sebagai restoran yang berbasis nilai budaya Kota Malang. Dengan mengusung konsep “museum-resto”, Rumah Makan Inggil mampu bertahan selama 12 tahun dan hingga kini bertahan sebagai restoran nomer 1 di Kota Malang (website Trip Advisor). Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model komunikasi Kapferer, Fokus penelitian ini pada proses penyampaian brand identity Rumah Makan Inggil melalui pesan-pesan komunikasi sehingga mampu ditangkap secara efektif oleh konsumen. Diharapkan tercipta brand image yang sesuai dengan harapan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti memilih informan menggunakan purposive sampling dan diuji keabsahannya menggunakan metode triangulasi (trianggulasi sumber). Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif, Hasil penelitian menunjukkan: (1) Rumah Makan Inggil membangun identitasnya dengan baik sehingga mampu membangun brand image yang kuat di benak masyarakat sebagai restoran berbasis nilai budaya Kota Malang, (2) Rumah Makan Inggil berada pada posisi pengirim pesan (sender) dan brand identity merupakan bentuk pesan yang ingin disampaikan melalui pesan komunikasi yang terdiri dari: (a) products berupa makanan khas Malang seperti sambel terong pecel, jamu kebon agung, (b) Place berupa tempat atau bentuk fisik Rumah Makan Inggil yang didesign sesuai dengan budaya Jawa dan tradisi Malang seperti menggunakan gebyog,dan tobong, (c) People berupa pelayanan yang menerapkan nilai budaya Malang seperti ngapurancang, paham unggah-ungguh seperti mengucapkan sugeng rawuh, mengucapkan matur nuwun, dan (d) communication berupa pesan-pesan komunikasi yang disampaikan Rumah Makan Inggil untuk menguatkan brand identitynya penggunaan dekorasi Pendawa Lima, Punakawan, atau pertujunkan tari topeng, (3) Pesan yang disampaikan bertujuan untuk membangun brand image Rumah Makan Inggil sebagai restoran berbasis nilai budaya Jawa terutama Malang. Brand identity dinilai dari hal-hal yang tangible dan intangible. Kesimpulan dari penelitian ini yakni brand identity yang dibangun Rumah Makan Inggil mampu membangun brand image sebagai restoran berbasis nilai budaya Kota Malang. Saran bagi Rumah Makan Inggil yaitu diharapkan mampu terus mengembangkan dan memperkuat identitasnya sebagai restoran berbasis budaya Malang sehingga mampu mempertahankan brand image sebagai restran berbasis nilai budaya Malang. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan meneliti brand identity dengan obyek yang berbeda