Analisis Efektivitas Rezim Perikanan Regional Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC) dalam Penanganan Kasus Overfishing Pacific Bluefin Tuna oleh Jepang Tahun 2014

Penelitian ini mengkaji efektivitas sebuah rezim perikanan regional di perairan Pasifik yaitu Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC) dalam penanganan kasus overfishing Pacific Bluefin Tuna yang dilakukan oleh Jepang pada tahun 2014. Dengan menggunakan teori Efektivitas Rezim Lingkungan oleh Arild Underdal (2002), penulis mencari jawaban atas efektivitas rezim ini dan faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas rezim. Sebagai salah satu implementasi rezim perikanan global Regional Fisheries Management Organization (RFMO), Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC) diharapkan mampu merubah perilaku Jepang. Dengan penurunan stok Pacific Bluefin Tuna mencapai 96% pada tahun 2013, kondisi penangkapan ikan oleh Jepang semakin tidak terkendali Akibatnya, WCPFC dibantu oleh International Scientific Committee for Tuna and Tuna-like Species in the North Pacific Ocean (ISC) memberikan rekomendasi untuk menyelamatkan stok Pacific Bluefin Tuna agar meningkat. Rekomendasinya berupa aturan melakukan pengurangan kuota tangkap pada PBF berumur 0-3 tahun atau yang berbobot kurang dari 30kg sebesar 50% dari total rata-rata tangkap tahun 2002-2004. Pengurangan kegiatan fishing effort yang mencakup aturan lisensi pada alat tangkap dan kapal penangkap ikan, dan jumlah hari,. Tujuannya untuk memperbaiki stok PBF dan tidak berdampak buruk bagi perekonomian Jepang, Meksiko, Korea maupun Amerika Serikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rezim WCPFC telah efektif merubah perilaku (behavioral change) Jepang dengan melihat bahwa Jepang bersedia menyepakati rekomendasi dan melakukan pengurangan aktivitas tangkap ikan. Sekalipun perubahan masih terbilang cukup sedikit, namun perubahan positif ini menjadi ukuran bahwa rezim WCPFC efektif dalam upaya merubah perilaku Jepang untuk menyelesaikan masalah