Respon Filipina Melalui The U.S.-Philippines Enhanced Defense Cooperation Agreement 2014 Terhadap Proyek Reklamasi China Dalam Sengketa Kepulauan Spratly Tahun 2014-2015

Laut China Selatan adalah wilayah kelautan yang sangat strategis dan konfliktual. Seperti Filipina dan China yang memiliki hubungan yang masih naik turun hingga sekarang akibat konflik di Laut China Selatan. .Salah satu konflik yang kembali tereskalasi adalah adanya proyek reklamasi China di Kepulauan Spratly tahun 2014-2015. Proyek yang dilakukan China tersebut memicu meningkatkan ketegangan hubungan bilateral antara China dan Filipina. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon dari Filipina terhadap tindakan China tersebut. Diawali dengan mendiskripsikan latar belakang masalah yaitu China yang secara diam-diam telah melakukan proyek reklamasi pulau di Kepulauan Spratly yang masih berstatus sengketa pada tahun 2014. Sehingga tindakan tersebut membuat negara Filipina merasa terancam sehingga Filipina melakukan upaya balancing melalui pembentukan aliansi dengan Amerika Serikat. Hal tersebut dijelaskan melalui variabel dan indikator yang disediakan oleh Teori Balance of Threat. Metode penelitian ini adalah eksplanatif dengan jenis penelitian kualitatif