Model Praktik Public Relations Di Indonesia (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Model Praktik Public Relations Di Indonesia Berdasarkan Empat Model Grunig Dan Hunt)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan empat model Grunig dan Hunt di Indonesia. Pada tahun 1984, Grunig & Hunt berhasil mengelompokkan berbagai kegiatan Public Relations menjadi empat model yang dikenal sebagai model press agentry, public information, two-way asymmetric, dan two-way symmetric. Peneliti berasumsi bahwa model Grunig & Hunt juga dapat ditemukan di Indonesia, meskipun dengan urutan dominasi yang berbeda. Peneliti menggunakan pendekatan positivistik dengan metode kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner online yang disebarkan kepada anggota Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS Indonesia), Public Relations Society of Indonesia (PRSI), grup-grup Public Relations di Facebook, pesan melalui akun Facebook praktisi, email pribadi praktisi yang didapat melalui LinkedId, dan tatap muka peneliti dengan praktisi. Kuisioner yang digunakan merupakan adaptasi murni dari 16 pernyataan yang digunakan pada penelitian serupa di Taiwan, Yunani, dan Polandia. Setelah melalui proses yang panjang, terkumpul 64 responden yang bersedia terlibat dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Grunig & Hunt diterapkan oleh praktisi Public Relations di Indonesia, namun terdapat perbedaan dominasi dari negara-negara lain yang melakukan penelitian serupa. Perbedaan dominasi tersebut disebabkan beberapa hal, diantaranya kondisi politik negara, ekonomi, budaya, dan latar belakang responden. Urutan dominasi model di Indonesia berdasarkan model yang paling dominan adalah two-way symmetric sebesar 26.9%, two-way asymmetric sebesar 26.8%, press agentry sebesar 23.5%, dan public information sebesar 22.8%