Pembingkaian Peran Sosok Ayah Dalam Iklan Televisi (Analisis Framing Pada Iklan Kecap Sedaap, Panadol Extra, Pepsodent, Dan Soklin Lantai)

Penelitian ini mengangkat tentang bagaimana pembingkaian peran sosok ayah dalam iklan televisi. Suatu peristiwa dapat menjadi berbagi macam sajian realitas dalam media khusnya iklan. Hal ini ditentukan berdasarkan bagaimana pembuat iklan menyajikan sajian media yang dipengaruhi oleh kepentingan pembuat iklan serta budaya dan lingkungan sekitar. Metode analisis framing model Zhongdang Pan dan Kosicki digunakan untuk mengetahui bagaimana media mengkonstruksi teks media. Dalam hal ini teks media berupa iklan dianalisis dari sisi sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Selain itu penelitian ini menggunakan beberapa aspek untuk membatu menganalisis dan menginterpretasi empat struktur diatas. Beberapa aspek tersebut adalah aspek naratif, aspek sinematik, transkip analisis, dan ringkasan analisis. Penelitian ini lebih fokus lagi pada perangkat framing dengan konsepsi sosiologis dalam hal ini adalah text media berupa iklan. Selain itu fakta-fakta seperti apa saja yang disampikan di iklan dan aspek-aspek apa saja yang ditonjolkan dalam iklan. Hasil dari penelitian ini adalah bingkai peran sosok ayah dalam iklan menunjukan bahwa ayah mampu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti jago memasak, mampu membersihkan lantai, mampu mengasuh anak, dan menemani anak bermain. Iklan-iklan yang menjadi pilihan untuk diteliti ini merupakan iklan yang memberikan pandangan baru kepada budaya patriarki atas ketimpangan tugas dan peran gender yang terjadi di masyarakat Indonesia. Semua pekerjaan domestik yang seharusnya dikerjakan oleh perempuan (ibu) ternyata hal itu boleh-boleh saja dilakukan oleh para laki-laki (ayah). Berdasarkan dari sudut pandang feminis marxis, hal ini justru menguntungkan bagi kaum perempuan, karena ternyata pekerjaan urusan rumah tangga yang seharusnya lakukan oleh perempuanpun juga dapat dilakukan oleh laki-laki. Jadi tidak ada lagi pekerjaan mana yang wajib untuk perempuan mana yang wajib untuk laki-laki, karena semua itu bisa dikompromikan bersama tergantung bagaimana individu menanggapinya