Ratifikasi Indonesia Terhadap Paket Bali Pada Aspek Trade Facilitation Agreement 2015

TFA merupakan perjanjian multilateral pertama dalam sejarah terbentuknya WTO. Sebagai salah satu anggota WTO Indonesia juga telah menandatangani TFA pada 7 Desember 2013 yang dikenal dengan “Paket Bali”. Berdasarkan Paket Bali 2013 , peratifikasian TFA disepakati pada 31 Juli 2015, namun banyak anggota WTO termasuk Indonesia belum meratifikasi TFA tersebut. Kenyataannya sampai dengan skripsi ini ditulis TFA belum di ratifikasi oleh Indonesia. Proses ratifikasi Indonesia terhadap TFA tertunda karena adanya perbedaan kepentingan yang ditemukan dalam proses politik di antara aktor-aktor yang terlibat. Melalui tahapan-tahapan dalam proses ratifikasi perjanjian internasional di Indonesia diantaranya tahap penjajakan, tahap negosiasi, tahap perumusan naskah, tahap penerimaan, dan tahap penandatanganan (ratifikasi), sehingga terjadilah perbedaan sikap dan pendapat oleh aktor-aktor tersebut yang membuat proses ratifikasi TFA 2015 tertunda. Aktor yang mendukung ratifikasi adalah Kemendag, Kemlu, dan Kemenkumham. Sedangkan DPR RI belum mendukung proses ratifikasi TFA 2015. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa proses ratifikasi TFA tertunda karena lambatnya sistem birokrasi aktor penanggung jawab terkait proses ratifikasi TFA yaitu Kemendag dalam menyiapkan dokumen dan kelengkapan ratifikasi. Sehingga pada tahapan negosiasi DPR RI belum menjadikan TFA sebagai prioritas Program Legislasi Nasional 2016 dan akibatnya ratifikasi TFA 2015 tertunda