Praktik Tata Kelola Sampah Pada Bank Sampah Malang (BSM) Tahun 2015.

Pemerintah Kota Malang mendirikan Bank Sampah Malang (BSM) untuk mengurangi jumlah sampah yang terbuang pada TPA Supiturang. TPA di Kota Malang hanya tersisa TPA Supiturang, empat TPA ditutup karena volume sampah yang penuh. Pada tahun 1988 TPA Simpang Majapahit ditutup, dan tahun 1994 TPA Pandanwangi, TPA Gadang, dan TPA Lowokwaru. Volume sampah di Kota Malang tidak dapat terkelola keseluruhan. BSM menerima tabungan sampah sekitar 4 sampai 5 ton per hari. Jumlah sampah yang masuk tersebut berasal dari 80% nasabah BSM dan 20% berasal dari mitra BSM yaitu pengepul/lapak. BSM sebagai wadah untuk masyarakat berpartisipasi dalam pemilahan sampah, dan pendaur ulang sampah.BSM dibentuk melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang pada tahun 2011. Partisipasi masyarakat tercermin antusias masyarakat menjadi nasabah BSM. Pemerintah Kota Malang memberikan dukungan dengan dana hibah. Tujuan adanya BSM dapat membantu kinerja pemerintah dalam mengelola sampah, memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pemilihan sampah dan mengubah kebiasaan masyarakat untuk peduli lingkungan. BSM mendapatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT. PLN mulai tahun 2011 sampai 2015. Kemitraan terjalin antara BSM dan lapak/pengepul dalam distribusi sampah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui praktik tata kelola sampah dengan melibatkan aktor governance untuk mengembangkan bank sampah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Analisis digunakan teori governance menurut Gerry Stoker. Satu hal yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa teori governance yang dipilih penelitian ini membenarkan bahwa terdapat adanya aktor diluar pemerintah yang terlibat dalam tata kelola melalui BSM. Keterlibatan aktor dalam BSM yaitu dukungan Pemerintah Kota Malang, masyarakat sebagai nasabah BSM, CSR PT.PLN, dan mitra dengan lapak/perusahaan sebagai pendistribusi sampah dan produk BSM. BSM memiliki ketergantungan dari Pemerintah Kota Malang dan CSR PT.PLN sebagai fondasi berkembangnya bank sampah. Keterlibatan masyarakat juga menjadi tolak ukur untuk mengembangkan adanya BSM. Sistem tabungan sampah menjadikan masyarakat tertarik menjadi nasabah BSM. Hal menarik dari BSM adanya legalitas dan dukungan dari Pemerintah Kota Malang dan CSR PT.PLN menjadikan BSM terus berkembang