Hubungan Tingkat Sosialisasi Keluarga Terhadap Intensitas Perilaku Bullying (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS Di SMA Negeri 1 Waru Sidoarjo)

Kekerasan (bullying) di sekolah merebak dan marak. Bullying merupakan bentuk agresivitas antar siswa yang memiliki dampak paling negatif bagi korbannya yang dilakukan secara individu atau secara kelompok. Keluarga yang mempunyai peran penting untuk mengurangi angka kekerasan dalam mendidik anak agar berperilaku sesuai norma dan nilai yang telah ada di masyarakat. Remaja ini dikenalkan adanya proses sosialisasi pada keluarga agar remaja tidak mudah terpengaruh dengan cara salah dalam memilih teman atau kelompok teman sebaya. Kelompok teman sebaya merupakan individu yang membentuk suatu kategori tidak berinteraksi ataupun memperhitungkan satu sama lain. Tempat penelitian ini adalah para siswa yang sering melakukan perilaku bullying secara verbal. Metode dalam penelitian adalah metode kuantitatif dengan teknik analisa data korelasi Rank Kendall dan Parsial Rank Kendall bertujuan untuk melihat kemurnian hubungan antara 2 variabel, variabel bebas (tingkat sosialisasi keluarga) dan variabel terikat (intensitas perilaku bullying) dengan menjaga konstan pengaruh variabel antara (kelompok teman sebaya). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi (r hitung) Rank Kendall (0,041). Sehingga nilai signifikan < yang artinya nilai koefisien korelasi x dan y 0,161 menunjukan koefisien korelasi yang positif maka Ho ditolak artinya ada hubungan tingkat sosialisasi keluarga terhadap intensitas perilaku bullying pada siswa yang juga dipengaruhi oleh intensitas hubungan kelompok teman sebaya dan kekuatan hubungan sangat lemah. Pada variabel z sebagai variabel penekan menunjukan hasil nilai korelasi xy.z sebesar 0,250 dengan begitu intensitas hubungan kelompok teman sebaya (peer group) terbukti memiliki hubungan terhadap intensitas perilaku bullying pada siswa. Hal ini menunjukan bahwa tingkat sosialisasi keluarga yang tinggi akan membuat intensitas perilaku bullying pada siswa yang rendah yang juga bisa dipengaruhi oleh intensitas hubungan kelompok teman sebaya (peer group). Menjaga keakraban maka tidak melihat kepribadian atau tingkah laku