Proses Transnasionalisasi Perlawanan Gerakan Euromaidan Untuk Mendorong Ukraina Menandatangani Association Agreement Dengan Uni Eropa Pada 2013-2014

Protes politik telah berkembang menjadi proses yang penting dalam lingkungan politik global. Bentuk protes dalam fenomena gerakan sosial bahkan menjadi menarik ketika terjadi di kawasan Eropa Timur yang notabene masyarakatnya tak pernah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan politik dan kebijakan luar negeri dibawah pemerintahan post-komunis. Gerakan Euromaidan yang muncul pada November 2013 merupakan salah satu gerakan yang menginisiasi terciptanya demonstrasi Pro-Eropa di Ukraina. Kemunculan gelombang protes pro-Eropa tersebut merupakan respon atas penolakan penandatangan pakta asosiasi kerjasama dengan Uni Eropa atau Association Agreement (AA-EU) oleh Presiden Ukraina, Victor Yanukovych. Kendati demikian, dengan tertutupnya kesempatan politik di dalam negeri, gerakan Euromaidan berusaha menggeser aktifitasnya ke level transnasional untuk memobilisasi masa di luar negeri dalam menekan Yanukovych agar mau menandatangani ulang AAEU dengan Uni Eropa di Vilnius, Lithuania. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan tentang protes gerakan sosial untuk mencapai tuntutan domestik lewat pemanfaatan jaringan transnasional, dengan menguji kecocokan konsep transnational contention of social movement dari Sidney Tarrow. Analisis deskriptif yang dilakukan oleh penulis menunjukkan secara jelas proses-proses transnasionalisasi perlawanan gerakan Euromaidan yang dipilih dalam mendorong Ukraina untuk menandatangani AA-EU sesuai batasan yang dihadapinya, sumber daya yang dikontrolnya, dan pemilihan aktifitasnya di luar batas negara