Community Development Oleh Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudera Bakti di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi.

Berawal dari pola tangkap ikan hias yang tidak ramah lingkungan yaitu dengan menggunakan zat kimia potasium sianida dan perusakan terumbu karang oleh nelayan Desa Bangsring sendiri menyebabkan kondisi perekonomian nelayan menjadi turun drastis. Kondisi nelayan yang rawan hukum membuat aparat-aparat nakal melakukan pungutan liar yang membuat perekonomian nelayan semakin sulit. Menghadapi situasi tersebut kemudian muncul kesepakatan dari semua nelayan untuk bersatu dan menyelesaikan permasalahan ini dengan membentuk kelompok nelayan ikan hias yang bernama Samudera Bakti. Tujuan dari pendirian adalah untuk merubah pola tangkap, menghentikan perusakan terumbu karang, memberikan pemahaman hukum pada nelayan, serta memberdayakan nelayan. Tujuan dari penelitian ini ada dua yakni pertama, memahami upaya kelompok nelayan ikan hias Samudera Bakti di Desa Bangsring dalam memperbaiki keadaan ekologi dan ekonomi. Kedua, memahami partisipasi masyarakat terhadap community development yang dilakukan oleh kelompok nelayan ikan hias Samudera Bakti. Penelitian ini banyak di ilhami oleh pandangan Jim Ife tentang community development yang kemudian digunakan untuk menganalisis upaya kelompok nelayan ikan hias Samudera Bakti dalam memperbaiki kondisi ekologi dan perekonomian nelayan, serta memahami partisipasi masyarakat terhadap kegiatan community development tersebut. Di samping itu peneliti juga menggunakan teori fungsionalisme struktural dari Talcott Parsons dalam melihat kerusakan sistem pada masyarakat nelayan, kemudian di analisis menggunakan skema tindakan AGIL. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan (observasi), wawancara (interview) dan dokumentasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kelompok nelayan ikan hias Samudera Bakti dalam melakukan upaya perbaikan ekologi dan ekonomi melakukan berbagai tindakan di antaranya adalah (1) pembentukan kelompok nelayan itu sendiri untuk memberdayakan nelayan serta menghindarkan nelayan dari pungutan liar aparat. (2) Melakukan rehabilitasi terumbu karang. (3) Membentuk area konservasi dan Zona Perlindungan Bersama. (4) melakukan diversifikasi usaha melalui kegiatan ekowisata berbasis masyarakat. Nelayan berpartisipasi aktif ditunjukan dengan bergabung dalam kelompok. Nelayan turut serta dalam kegiatan transplantasi, ekowisata dan marine education