Pengaruh Pusat Informasi Terhadap Pemberdayaan Potensi Masyarakat Desa (Studi Telecenter Karunia Desa Sumbergondo Kecamatan Bumiaji Kota Batu)

Angka kemiskinan di Indonesia pada periode Maret 2013 hingga tahun 2014 di daerah perkotaan sebesar 10,51 juta orang. Sementara masyarakat miskin di daerah pedesaan menjadi sekitar 17,77 juta orang. Angka kemiskinan tersebut, menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di pedesaan cenderung lebih banyak dibandingkan dengan tingkat kemiskinan di daerah perkotaan. Kemiskinan terjadi bisa disebabkan oleh adanya kesenjangan digital (digital devide) yang dialami oleh masyarakat. Oleh karena itu, UNDP bersama Bappenas pada tahun 2005 melakukan penelitan tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembangunan sosial dan ekonomi di Indonesia yang menghasilkan beberapa rekomendasi strategi dan proyek partnership for e-prosperity for the poor yang kemudian diaplikasikan ke dalam sebuah pelayanan yang disebut telecenter. Tujuan adanya Telecenter adalah sebagai salah satu upaya untuk mengentaskan kemiskinan dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dalam melakukan kegiatan pemberdayaan terutama pada masyarakat desa. Telecenter memberikan fasilitas warga sebagai tempat atau media mengakses informasi, berkomunikasi, mendapatkan layanan sosial dan ekonomi, dengan menggunakan seperangkat fasilitas yang diberikan kepada masyarakat pedesaan berupa komputer, jaringan internet beserta sarana pendukungnya untuk pemberdayaan masyarakat, seperti melalui kegiatan memperoleh, dan menyebarkan informasi, serta komunikasi antar kelompok masyarakat dengan pemerintah, maupun dengan dunia usaha dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat di berbagai bidang. Penelitian menggunakan metode kuantitatif, untuk mengetahui pengaruh tingkat pemberdayaan masyarakat desa yang mendapat program telecenter dengan yang tidak mendapat program telecenter. Analisis kuantitatif menggunakan uji Regresi Sederhana dengan menggunakan LSDV (Least Square Dummy Variabel) dimana LSDV berfungsi sebagai pemberi kode antara kelompok yang mendapat program telecenter dengan masyarakat yang tidak mendapat program telecenter serta menggunakan uji T. Dimana pada uji Regresi sederhana kriteria pengujian dengan cara Ho diterima jika t hitung < t table dan Ho ditolak jika t hitung > t table. Oleh karena nilai t hitung pada setiap indikator > dari t tabel maka Ho ditolak, artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan pusat informasi atau telecenter terhadap setiap indikator pemberdayaan potensi masyarakat desa. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa pusat informasi berpengaruh terhadap tingkat pemberdayaan potensi masyarakat desa