Netlabel Sebagai Alternatif Distribusi Karya Musik (Studi pada Distribusi Musik di Netlabel Hujan! Rekords

Industri musik memiliki peran sentral dalam mengatur apa dan bagaimana jenis musik hadir di masyarakat. Apa yang menjadi trend di masyarakat dikemas untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin. Cara bekerja industri ini menimbulkan berbagai konsekwensi, diantaranya adalah karya musik seorang musisi menjadi sebuah komoditas yang diukur dari nilai uang, homogenisasi musik, kontrol hak cipta yang berlebih, dan akses publik terhadap musik itu sendiri. Perkembangan teknologi internet menawarkan hal yang lain. Dengan semangat free culture muncul netlabel yang menawarkan cara-cara baru dalam mendistribusikan musik. Penelitian ini mencoba memaparkan bagaimana netlabel menjadi sebuah alternatif distribusi musik bagi musisi. Menggunakan pendekatan kualitatif interpretif, keberadaan netlabel Hujan! Rekords akan digunakan sebagai obyek dalam penelitian ini. Hujan! Rekords merupakan salah satu label yang mendistribusikan musik melalui internet di Indonesia. Kerangka konsep Theodore Adorno mengenai Industri Budaya; Standarisasi, Komodifikasi dan Spasialisasi, akan digunakan sebagai kerangka untuk melihat bagaimana netlabel ini merilis karya musik. Meskipun penelitian hanya berfokus pada bagaimanana netlabel menjadi sebuah alternatif dalam distribusi karya musik, beberapa isu mengenai cara kerja kapitalisme, homogenisasi musik dan posisi pencipta dalam isu hak cipta akan dilihat sebagai konteks sosial yang mengiringi keberadaan netlabel tersebut. Penelitian ini menunjukan bahwa Hujan! Rekords menggunakan indikator yang sama dengan apa yang digunakan industri, seperti komodifikasi, standarisasi dan massifikasi. Akan tetapi bentuk-bentuk tersebut tidak bekerja sebagai sebuah motif ekonomi, melainkan bekerja sebagai sebuah nilai guna. Hujan! Rekords tidak menempatkan musik sebagai sebuah komoditas yang diperjual belikan. Selain itu, karya rilisan musik Hujan! Rekords dapat diakses publik secara bebas. Hal ini dapat dipercaya sebagai sebuah metode untuk memeperluas penyebaran musik tanpa musisi kehilangan kontrol terhadap rilisan musiknya. Semakin besar rilisan musik itu tersebar dan diakses publik, semakin besar pula kemungkinan musisi menemukan pendengar baru dan tawaran untuk mempresentasikan musiknya di atas panggung. Dengan demikian, netlabel dengan semangat free culture dapat menjadi alternatif distribusi karya musik yang menempatkan kembali musisi sebagai sebuah komoditas