Perlawanan Pedagang Pasar Blimbing (Studi Kasus Tentang Strategi Pedagang Pasar Blimbing Dalam Mengubah Arah Kebijakan Pembangunan Pasar Blimbing).

Beberapa Pasar Tradisional di Kota Malang sejak tahun 2009 lalu direncanakan akan dibangun, pasar yang akan dibangun yaitu Pasar Dinoyo dan Pasar Blimbing. Kondisi bangunan fisik kedua pasar tersebut memang sudah sangat buruk dan juga sangat kotor. Namun keinginan Pemkot Malang untuk membangun salah satu pasar tersebut tidaklah mudah.Pasar Blimbing, pasar yang direncakan akan dibangun sejak tahun 2009 ini belum bisa dilaksanakan sampai sekarang. Pedagang Pasar Blimbing melakukan perlawanan terhadap kebijakan pembangunan pasar ini karena dianggap merugikan mereka. Akhirnya dari sedikit penjabaran diatas peneliti memiliki fokus tersendiri untuk melihat kasus yang sedang terjadi ini. Peneliti fokus untuk mengetahui berbagai perlawanan yang dilakukan pedagang Pasar Blimbing sebagai strateginya untuk mengubah arah kebijakan pembangunan Pasar Blimbing. Penelitian ini menggunakan teori dari James C. Scott yang melahirkan pandangannya sendiri tentang patron-klien dan perlawanan. Teori ini digunakan sebagai pisau analisis utama dalam menjelaskan bagaimana perlawanan pedagang pasar Blimbing sebagai strategi mengubah arah kebijakan pembangunan Pasar Blimbing. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kemacetan pembangunan Pasar Blimbing ini terjadi karena perbedaan pandangan antara pedagang Pasar Blimbing dengan Pemkot Malang dan PT.KIS tentang konsep pembangunan. Darisini bisa kita lihat ternyata pedagang Pasar Blimbing memiliki daya tawar yang tinggi untuk menghadapi Pemkot Malang dan PT.KIS. Cara atau strategi yang digunakan oleh pedagang adalah dengan melakukan perlawanan. Mereka menuntut hak mereka sebagai klien untuk dilindungi, apalagi mereka memiliki tabungan berupa janji yang harus ditepati oleh Peni Suparto. Hal ini jelas menjadi amunisi yang cukup untuk melakukan serangan terhadap lawan. Selain itu mereka juga membangun jaringan yang kuat dengan Komnas HAM, Ombudsman, PP Otoda Brawijaya. Hal ini sangat berguna sebagai “katup penyelamat” mereka ketika suatu saat nanti ada hal-hal yang mengancam mereka. Selain itu, dukungan tersebut secara otomatis juga akan semakin menambah daya tawar pedagang Pasar Blimbing dan membuat mereka semakin percaya diri. Pedagang juga melakukan demonstrasi, demonstrasi ini dilakukan ketika ternyata aspirasi mereka selama ini tidak pernah didengar oleh Pemkot Malang. Setelah melakukan demonstrasi, akhirnya pemkot Malang mau mendengarkan suara mereka melalui negoisasi. Dalam bernegoisasi ini antara pihak pedagang, Pemkot Malang, dan PT.KIS saling beradu argumen. Argumentasi yang diajukan oleh pedagang hampir semuanya didasarkan pada fakta terburuk bila pembangunan dilaksanakan sesuai dengan konsep yang ditawarkan oleh investor dan Pemkot Malang (seperti site plannya, tempat relokas