Peran Tukang Becak Yogyakata Sebagai Publik Internal dalam Mendukung Destination Branding Kota Yogyakarta.

Jogja Never Ending Asia” merupakan konsep destination branding yang dibuat dengan tujuan untuk menonjolkan kekhasan Yogyakarta baik dari segi kebudayaan, sejarah maupun kearifan masyarakat lokalnya. Untuk membangun brand tersebut diperlukan komitmen yang tinggi baik dari pemerintah maupun masyarakatnya. Salah satunya adalah tukang becak yang juga bertindak sebagai pelaku wisata. Peneliti memilih bagaimana peran tukang becak untuk mendukung brand tersebut dikarenakan keistimewaan mereka yang setiap harinya dapat langsung berinteraksi dengan wisatawan seperti memberikan informasi maupun pengalaman wisata. Proses tersebut dianalisis dengan menggunakan teori tourism destination branding model. Kemudian peneliti juga meneliti persepsi wisatawan untuk mengetahui apakah brand sudah mampu dikomunikasikan dengan baik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tataran analisis deskriptif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian mendapatkan bahwa peran tukang becak dalam mendukung “Jogja Never Ending Asia” dilakukan dengan cara menjadi pemandu wisata yaitu dengan memberikan informasi dan mengenalkan tempat wisata, dan menjaga etika ketika melayani wisatawan. Kondisi tersebut juga mempengaruhi persepsi wisatawan yaitu tukang becak mampu membawa image keramahtamahan masyarakat Yogyakarta. Namun, jika dilihat dari segi informasi pariwisata yang disampaikan tukang becak belum dapat mewakilinya. Kemudian dukungan dari pemerintah untuk membantu peran tukang becak Yogyakarta tersebut dilakukan dalam bentuk Sosialisasi Etika Pelaku Wisata, Pelatihan Bahasa Asing, Motivasi Sosialisasi Sadar Wisata, dan Sosialisasi Sapta Pesona