Analisa Tujuan Australia Dalam Bantuan Management And Care Of Irregular Immigrants Di Indonesia Tahun 2007-2012

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tujuan (atau biasanya disebut motif) Australia pada program bantuan Management and Care of Irregular Immigrants di Indonesia dalam kurun waktu 2007-2012. Semenjak meratifikasi Konvensi Pengungsi tahun 1954 dan Protokolnya pada tahun 1967, Australia memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada para pencari suaka (asylum seeker) dan pengungsi (refugee). Pada perkembangannya, dengan meratifikasi Konvensi tersebut Australia mendapati konsekuensi bahwa tidak hanya besarnya gelombang pencari suaka dan pengungsi saja tetapi juga imigran gelap yang berusaha masuk ke negaranya. Australia menjadikan Indonesia sebagai salah satu partner untuk menangani kedatangan para imigran gelap, pencari suaka dan pengungsi padahal Indonesia tidak meratifikasi Konvensi Pengungsi dan Protokolnya. Pada akhir tahun 2007, Australia memberikan bantuan luar negerinya untuk penanganan imigran gelap ke Indonesia melalui IOM (International Organization for Migration) atau yang dikenal dengan program bantuan Management and Care of Irregular Immigrants. Berdasarkan konsep tujuan bantuan luar negeri ( Foreign Aid Purposes) Lancaster, terdapat 4 tujuan dalam pemberian bantuan luar oleh negara pendonor, yakni diplomatic, development, humanitarian, dan commercial purposes. Dari empat tujuan bantuan tersebut, penulis menemukan bahwa diplomatik adalah tujuan pemberian bantuan program Management and Care of Irregular Immigrants Australia di Indonesia