Strategi Penyampaian Pesan Kritik Sosial pada Retorika Dalang Wayang Kulit dalam Pagelaran Wayang Kulit(Studi Fenomenologi pada Dalang Wayang Kulit di Kabupaten Ponorogo)

Pagelaran wayang kulit masih digemari oleh masyarakat. Peran wayang kulit sebagai media hiburan dan tuntunan masyarakat menjadikan wayang kulit mempunyai keunggulan sebagai media komunikasi. Peran dalang sebagai orang yang memainkan pertunjukan wayang menjadi penting karena sebagai komunikator yang harus mengkontruksi dan menyampaikan pesan agar menjadi komunikasi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi penyampaian pesan kritik sosial pada retorika dalang wayang kulit dalam pegelarannya.Penelitian dilakukan dengan metode fenomenologi karena menggambarkan pengalaman sadar dalang dalam menyampaikan pesan dalam wayangnya. Penelitian dilakukan pada dalang di Kabupaten Ponorogo karena pemerintah kabupaten secara kontinyu setiap bulan sekali mengadakan pagelaran wayang kulit di Paseban Alon-alon Ponorogo dan ketika mengadakan hajatan masyarakat Ponorogo masih sering mengadakan pagelaran wayang kulit sebagai hiburan.Penelitian menggunakan data primer dan sekunder dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini adalah pagelaran wayang kulit sebagai retorika alat persuasi kepada penontonnyamempunyai keunggulan tersendiri yaitu adanya adegan gara-gara dan cerita yang secara satir menampilkan contoh kehidupan sehari-hari. Strategi penyampaian pesan kritik sosial bisa dilihat dari strategi pra pagelaran dan strategi saat pagelaran. Strategi pra pagelaran dengan melihat dan menganalisis penontonn dengan menggunakan cara-cara yang sederhana yang dekat dengan apa yang dalang dan masyarakat lakukan sehari-hari. Strategi saat pagelaran adalah dengan menyampaikan pesan-pesan yang dibutuhkan sesuai informasi yang didapatkan pada observasi sebelum pertunjukan. Strategi yang digunakan dengan proximity (kedekatan) yaitu dengan menyampaikan pesan yang berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Pesan tersebut merupakan isu global namun dikemas dalam bentuk lokal. Selain menggunakan adegan gara-gara, dalam wayang kulit juga memanfaatkan kekuatan karakteristik tokoh-tokoh wayang untuk menyampaiakn pesan dengan tujuan tertentu