Implementasi Manajemen Public Relations dalam Proses Re-branding Image Program Kesertaan KB Pria (Studi Deskriptif Pada Bagian Kesertaan KB Pria, BKkbN Pusat)

Penelitian Public Relations ini mengangkat tema Implementasi Manajemen Public Relations Dalam Proses Re-Branding Image Program Kesertaan KB Pria yang dilakukan pada Bagian Kesertaan KB Pria. Mengingat jumlah partisipasi pria dalam ber-KB masih sangat kurang, hanya sekitar 3 persen jika dibandingkan dengan partisipasi perempuan. Pasca turunnya Presiden Soeharto dan era Desentralisasi, BKkbN sempat tidak terdengar gaungnya. Sehingga akhir tahun 2007, Kepala BKkbN melakukan gebrakan berupa re-branding image BKkbN, dengan tujuan untuk memberitahukan kembali kepada masyarakat Indonesia bahwa program KB masih ada, dan apabila program ini tidak digalakkan kembali, akan terjadi ledakan penduduk yang lebih besar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menjabarkan (mendeskripsikan) data-data yang didapat di lapangan. Data-data tersebut diperoleh dengan cara melalui wawancara mendalam dengan bagian kesertaan KB Pria, bagian humas dan bagian penelitian di BKkbN serta data sekunder (baik yang didapatkan dari website BKkbN ataupun data dari bagian Kesertaan KB Pria). Pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan data secara sistematis, faktual, dan akurat. Adapun fokus bahasan berdasarkan proses manajemen public relations meliputi: pengumpulan fakta dan pendefinisian masalah; perencanan dan penyusunan program; tindakan dan komunikasi; dan evaluasi kegiatan. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah filling system , yaitu setelah data-data terkumpulkan maka dianalisis dengan kategorikategori tertentu berdasarkan fokus penelitian yang ada. Untuk menguji keabsahan data sendiri menggunakan teknik Kompetensi Subjek Riset dan Intersubjectivity Agreement . Proses re-branding image program kesertaan KB Pria telah diimplementasikan manajemen public relations mulai dari pendefinisian masalah, penemuan masalah, penyusunan program, tindakan dan komunikasi serta evaluasi hasil program. Hasil re-branding image program kesertaan KB Pria adalah meningkatnya jumlah partisipasi KB Pria meskipun tetap didominasi oleh pemakaian alat kontrasepsi kondom, meningkatnya jumlah klinik KB berkualitas di seluruh daerah Indonesia, meningkatnya jumlah dokter serta PLKB, dan telah berjalannya kegiatan untuk memberi pelatihan pada dokter yang akan menangani vasektomi. Kekurangan dari re-branding image program kesertaan KB Pria adalah belum adanya kerja sama yang konkrit dalam internal BKkbN sendiri, masih adanya masyarakat yang terpersepsi negatif mengenai vasektomi, masih kurangnya media sosialisasi yang terfokus pada program kesertaan KB Pria, belum adanya endorser yang dapat mewakili program kesertaan KB Pria, serta masih kurangnya komitmen dari stakeholders eksternal BKkbN