Simbol-simbol Kebudayaan Jawa Dalam Ritual Keagamaan : Studi Interpretatif pada Gereja GKJW Jemaat Kebonagung Malang

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis simbol-simbol kebudayaan Jawa yang dimiliki Jemaat Gereja di Gereja GKJW Jemaat Kebonagung. Penelitian ini menggunakan teori Clifford Geertz yaitu agama sebagai sistem budaya. Teori Clifford Geertz digunakan sebagai pisau analisis utama dalam menjelaskan agama Kristen dan kebudayaan Jawa yang dimiliki oleh Jemaat Gereja GKJW. Jenis dan tipe penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan interpretatif. Lokasi penelitian ini di Gereja GKJW Jemaat Kebonagung Malang. Fokus penelitian ini adalah simbol-simbol kebudayaan Jawa yang dimiliki oleh Jemaat Gereja GKJW dan penggunaan simbol-simbol kebudayaan Jawa di dalam ritual keagamaan. Teknik pemilihan informan adalah purposive sampling. Informan pada penelitian ini adalah pendeta GKJW Jemaat Kebonagung, warga jemaat Gereja GKJW Jemaat Kebonagung, dan anggota Majelis Agung Gereja GKJW. Sumber data penelitian ini terdiri dari data primer (wawancara dan observasi) dan data sekunder (dokumen). Teknik analisis datanya adalah Logika Induktif. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini adalah Terdapat tujuh simbol-simbol keagamaan yang dimiliki oleh Jemaat Gereja GKJW. Simbol-simbol keagamaan ini mempunyai sifat khusus yaitu mengklaim Jemaat Gereja berdekatan atau bersentuhan dengan Tuhan dan mempunyai sifat publik dimana ada makna dan juga cara penggunaan yang dipahami bersama oleh Jemaat Gereja. Simbol-simbol sekuler yang bukan termasuk simbol keagamaan yang dimiliki oleh Jemaat Gereja GKJW ketika digunakan di dalam ritual keagamaan diberi makna agama atau kepercayaan religius sehingga simbol-simbol sekuler tersebut berubah dari sebuah simbol sekuler menjadi simbol keagamaan. Simbol-simbol keagamaan yang dimiliki oleh Jemaat Gereja GKJW ini menimbulkan motivasi tertentu untuk menjalankan ritual keagamaan dan menimbulkan perasaan tertentu ketika simbol-simbol keagamaan tersebut dipentaskan di dalam suatu ritual yang dilakukan. Ritual keagamaan dengan pementasan simbol-simbol keagamaan ini mengubah pola pikir Jemaat Gereja sesuai dengan apa yang diajarkan pada saat ritual kemudian menerapkan pola pikir yang telah berubah tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari yang dijalani