Penolakan Ratifikasi Konvensi Basel Pada Masa Pemerintahan Barrack Obama

Konvensi Basel mengikat negara-negara yang meratifikasinya agar tidak melakukan perpindahan dan perdagangan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) antar negara. Amerika Serikat pernah menandatangani Konvensi Basel pada masa pemerintahan George Herbert Walker Bush. Namun, pemerintahan Barrack Obama menolak untuk melakukan ratifikasi. Padahal, pemerintahan Barrack Obama menyatakan akan menjalankan perekonomian yang berbasis ramah lingkungan yang tercermin pada setiap pidato kenegaraannya mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Alasan penolakan ratifikasi tersebut ditemukan dengan mengetahui proses perumusan pengambilan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Dengan menggunakan model rasional dalam pengambilan kebijakannya yang dipengaruhi oleh rezim internasional, EPA (Environmental Agency), partai demokrat, pihak industri, dan kapabilitas ekonomi Amerika Serikat. Amerika Serikat mengindahkan dorongan rezim internasional untuk meratifikasi Konvensi Basel. Hal ini dikarenakan keinginan mendukung industrinya dalam meningkatkan efisiensi produksi agar mampu meningkatkan jumlah penyediaan lapangan pekerjaan yang sedang dibutuhkan, berkaitan dengan rendahnya kapabilitas ekonomi Amerika Serikat pasca krisis global tahun 2008. Dalam meningkatkan efisiensi produksinya, industri melakukan ekspor dan pembuangan limbah B3 ke negara lain. Hal ini dilakukan karena mahal dan sulitnya proses melakukan pengelolaan ulang limbah B3 di Amerika Serikat. Sebagai bentuk dukungan terhadap ekspor industri, EPA hanya mempublikasikan perpindahan limbah B3 ke negara yang bertujuan untuk di daur ulang. Sikap partai demokrat yang tidak memperhatikan isu limbah B3 dalam isu kampanye pemilu tahun 2012, tidak menjadi hambatan penolakan ratifikasi tersebut. Oleh karena itu, Amerika Serikat tidak melakukan ratifikasi Konvensi Basel