Pemaknaan Masyarakat Terhadap Program Community Oriented Policing (Studi Interaksionisme Simbolik Di Kecamatan Semampir Kota Surabaya ).

Penelitian ini mengkaji tentang pemaknaan masyarakat Kecamatan Semampir Kota Surabaya terhadap Program Community Oriented Policing (COP) di wilayah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan makna COP bagi masyarakat di wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai gambaran untuk pengembangan penelitian tentang penerapan program COP dalam masyarakat, sebagai bahan bacaan maupun referensi bagi pembaca untuk sekedar menambah wawasan maupun untuk penelitian yang akan dilaksanakan lebih lanjut, terutama tentang pemberdayaan masyarakat di bidang keamanan sosial, dan dapat pula digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan selanjutnya berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat berbasis keamanan sosial. Penelitian ini menggunakan teori Interaksionisme simbolik yang dikemukakan oleh George Herbert Mead untuk menganalisis pemaknaan dan tindakan masyarakat terhadap program COP. Fokus dari interaksionisme simbolik adalah pada interaksi dan pola-pola tindakan sosial yang bersifat dinamis. Dari interaksi tersebut akan melahirkan makna sehingga individu dapat melakukan tindakan berdasarkan makna yang dipahaminya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan Interaksionisme Simbolik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi pastisipatoris, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemaknaan masyarakat Kecamatan Semampir Kota Surabaya, program COP membawa dampak baik dalam bagi masyarakat terutama bagi informan sendiri. Selain itu ilmu dalam menyelesaikan masalah yang telah didapatkan dari pelatihan Program COP ini dapat menjadikan vasilitator mulai berfikir filsafat, atau berfikir secara terstruktur, tidak gampang emosi dan main hakim sendiri. Akan tetapi masih ada sedikit kekurangan, yaitu Sosialisasi COP secara langsung dalam hal pertemuan dengan warga masih jarang dilaksanakan, sehingga masyarakat kurang paham tentang program COP